Survei Bloomberg: 15 Negara Terancam Resesi, Indonesia Termasuk?

Jakarta, IDN Times - Survei yang digelar Bloomberg menunjukkan risiko resesi ekonomi di 15 negara Asia meningkat. Sri Lanka yang kini berada di tengah-tengah krisis ekonomi, menjadi urutan nomor satu sebagai negara yang memiliki kemungkinan mengalami resesi hingga 85 persen.
Probabilitas Sri Lanka meningkat dari survei sebelumnya yang hanya mencapai 33 persen. Indonesia berada di urutan dua terbawah dengan probabilitas 3 persen.
1. India menjadi negara yang tidak mungkin mengalami resesi
Survei yang dilakukan ini juga melihat India sebagai negara yang paling tidak mungkin mengalami resesi ekonomi dengan probabilitas 0 persen, disusul Indonesia sebesar 3 persen, serta Thailand dan Vietnam sebesar 10 persen. Sementara Malaysia memiliki kemungkinan mengalami resesi sebesar 13 persen.
Ekonom juga menaikkan ekspektasi mereka terkait potensi resesi di Selandia Baru, Taiwan, Australia, dan Filipina masing-masing menjadi 33 persen, 20 persen, 20 persen, dan 8 persen. Bank-bank sentral di negara tersebut telah menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.
Para ekonom melihat peluang 20 persen bahwa Cina akan memasuki resesi. Lalu peluang Korea Selatan dan Jepang masuk resesi mencapai 25 persen.
2. Ekonomi negara Asia tetap tangguh dibanding Eropa dan Amerika
Sebagian besar ekonomi negara-negara Asia saat ini tetap tangguh dibandingkan dengan negara-negara Eropa dan Amerika Serikat.
"Lonjakan harga energi telah memukul negara-negara seperti Jerman dan Prancis paling banyak, dengan efek limpahan yang berdampak pada wilayah lainnya," kata kepala ekonom Asia Pasifik di Moody's Analytics Inc Steven Cochran.
Survei menjelaskan, secara umum, risiko resesi di Asia sekitar 20-25 persen. Sementara kemungkinan AS mengalami resesi adalah sekitar 40 persen, sedangkan Eropa mencapai 50-55 persen.
Model Bloomberg Economics menempatkan peluang resesi AS sebesar 38 persen dalam 12 bulan ke depan, naik dari sekitar 0 persen hanya beberapa bulan sebelumnya.
3. Menkeu tepis Indonesia akan mengalami resesi
Namun, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati menepis anggapan yang menyebutkan bahwa Indonesia bakal terjun ke jurang resesi. Ucapan Sri Mulyani tersebut berkaca dari hasil survei Bloomberg yang menunjukkan peluang di Indonesia terjadi resesi sebesar tiga persen.
"Risikonya tiga persen dibandingkan negara lain yang potensi untuk bisa mengalami resesi jauh di atas, yaitu di atas 70 persen. Ini tidak berarti kita terlena, kita tetap waspada," kata Sri Mulyani kepada awak media di Sofitel Nusa Dua Bali, Rabu (13/7/2022).
Kemungkinan Indonesia jatuh ke jurang resesi yang sangat kecil itu tak terlepas dari kondisi perekonomian stabil di dalam negeri.
"Dari indikator neraca pembayaran kita, APBN kita, ketahanan dari GDP kita, dan juga dari sisi korporasi maupun dari rumah tangga serta monetery policy kita relatif dalam situasi stabil," kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani pun meminta semua pihak untuk terus waspada terkait situasi dan perekonomian saat ini. Hal tersebut karena guncangan terhadap perekonomian global masih mungkin akan terjadi hingga tahun depan.
"Kita tetap harus waspada karena ini akan berlangsaung sampai tahun depan. Risiko global mengenai inflasi dan resesi atau stagflasi sangat rill dan akan menjadi salah satu topik pembahasan kita di G20," ujar Sri Mulyani.