Tak Banyak Orang Tahu, Begini Millennials Melihat Uang

Hasil studi yang dilakukan oleh perusahaan jasa keuangan Fidelity menemukan bahwa rata-rata millennial memiliki akun tabungan darurat yang lebih baik dari generasi X dan Baby Boomers. Meski secara persentase jumlah millennial yang memiliki tabungan darurat lebih sedikit (59 persen) dari generasi X (76 persen) dan Baby Boomers  (68 persen), namun tabungan millennial punya nilai yang lebih besar dan mampu menutup pengeluaran hingga enam setengah bulan ke depan.

Fidelity juga mendapati fakta, sebanyak 63 persen millennial memiliki akun investasi dalam beberapa jenis, tetapi hanya 9 persen di antaranya yang benar-benar menjadi investor aktif. Sementara 44 persen tergolong sebagai pembelanja, dan 46 persen sebagai penabung. Jadi, investasi tidak dilihat sebagai sumber penghasilan, melainkan hanya sebagai tabungan.

Generasi millennial sangat lekat dengan teknologi, salah satunya adalah smartphone. Smartphone menawarkan kemudahan melalui aplikasi-aplikasi yang disediakan. Aplikasi keuangan juga termasuk di dalamnya. Masih menurut studi yang sama, generasi millennial banyak menggunakan aplikasi untuk memeriksa rekening bank dan kartu kredit, membayar tagihan, sampai akun tabungan pensiun.

Goldman Sachs mengatakan, generasi millennial saat ini tidak terlalu mengutamakan untuk membeli properti atau kendaraan sendiri, melainkan lebih tertarik untuk memiliki tanpa mempunyai.

Itulah mengapa, saat ini bermunculan perusahaan dengan konsep 'sharing' tersebut, misalnya untuk transportasi dan bisnis penginapan.

Survei yang dilakukan oleh perusahaan multinasional PricewaterhouseCoopers (PwC) menemukan bahwa 41 persen millennial merasa sulit untuk memenuhi pengeluaran rumah tangga bulanan mereka karena upah yang rendah dan pertumbuhan ekonomi yang lambat. Oleh karena itu, 45 persen dari mereka terpaksa menggunakan kartu kredit untuk melakukan beberapa pembelian apabila nominalnya cukup besar.