Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi rupiah. (dok. BNI)
Ilustrasi rupiah. (dok. BNI)

Intinya sih...

  • Rupiah menguat 58,50 poin atau 0,36 persen terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan.
  • JISDOR mencatat rupiah menguat tipis menjadi Rp16.325 per dolar AS, naik 5 poin dari sebelumnya.
  • Penguatan rupiah masih menunjukkan kerentanan terhadap tekanan eksternal akibat kebijakan impor dan ketidakpastian global.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan pada penutupan perdagangan akhir pekan, Jumat (7/2/2025) sore.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp16.282,50 per dolar AS, menguat 58,50 poin atau 0,36 persen dibandingkan penutupan perdagangan sebelumnya.

1. Rupiah menguat tipis di kurs referensi Bank Indonesia

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penguatan berdasarkan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR), kurs referensi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI).

Pada Kamis, rupiah tercatat di level Rp16.330 per dolar AS. Namun, pada hari ini, mata uang Garuda menguat tipis menjadi Rp16.325 per dolar AS, naik 5 poin.

2. Posisi rupiah dinilai masih rentan terhadap tekanan

Pengamat pasar uang, Ariston menilai penguatan rupiah terhadap dolar AS masih menunjukkan kerentanan terhadap tekanan eksternal.

Dia menjelaskan kebijakan kenaikan tarif impor yang diterapkan Presiden AS, Donald Trump, berpotensi memicu lonjakan inflasi di AS. Kondisi itu dapat mendorong The Fed menahan pemangkasan suku bunga acuannya.

Selain itu, Ariston menyoroti berbagai kebijakan kontroversial Trump, termasuk sikapnya terhadap konflik di Jalur Gaza, kebijakan terkait Terusan Panama, dan perubahan dalam program USAID.

Kebijakan-kebijakan tersebut dinilai dapat memperburuk hubungan ekonomi AS dengan negara lain, meningkatkan ketidakpastian global, dan berpotensi mengguncang perekonomian dunia.

"Ini akan mendorong pelaku pasar mencari aset aman seperti dollar AS dan emas," ujarnya.

3. Rupiah dibayang-bayangi data tenaga kerja AS

Menurut Ariston, data tenaga kerja AS untuk Januari yang akan dirilis malam ini berpotensi menjadi penggerak baru bagi pergerakan rupiah terhadap dolar AS pada pekan depan.

Data tersebut merupakan indikator penting yang dapat memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan suku bunga Bank Sentral AS.

"Data tenaga kerja AS bulan Januari yang akan dirilis malam ini akan memberikan mover baru ke pergerakan rupiah vs dolar AS pekan depan," tambahnya.

Editorial Team