Pertumbuhan Ekonomi Tak Direspons Positif, Rupiah Jeblok

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) mengalami pelemahan, pada penutupan perdagangan Kamis (6/2/2025) sore.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada level Rp16.341 per dolar AS, melemah 48,50 poin atau 0,30 persen dibandingkan penutupan sebelumnya.
1. Rupiah juga melemah di kurs referensi Bank Indonesia
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga mengalami pelemahan berdasarkan kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR).
Pada Rabu, rupiah berada di level Rp16.308 per dolar AS, namun pada hari ini, rupiah melemah menjadi Rp16.330 per dolar AS atau terkoreksi 22 poin.
JISDOR adalah kurs referensi yang mencerminkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berdasarkan transaksi antarbank di pasar valuta asing domestik.
2. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tak disambut positif
Data pertumbuhan ekonomi Indonesia tampaknya tak disambut positif oleh pasar, mengingat tren perlambatan yang terjadi dalam dua tahun terakhir.
Analis pasar uang, Ibrahim Assuaibi, menilai ketidakberpihakan kebijakan pemerintah terhadap kelas menengah menjadi faktor utama di balik lemahnya pertumbuhan.
Pada 2022, ekonomi tumbuh 5,31 persen, lalu melambat menjadi 5,05 persen pada 2023, dan kembali turun ke 5,03 persen pada 2024.
"Pertumbuhan ekonomi tercatat terus melambat dalam dua tahun terakhir," kata Ibrahim dalam keterangannya, Kamis (6/2/2025).
3. Rupiah kemungkinan akan kembali melemah
Pelemahan rupiah sore ini sedikit mereda setelah sebelumnya sempat tertekan lebih dalam. Ibrahim melaporkan rupiah ditutup melemah 47 poin, setelah sebelumnya sempat turun hingga 55 poin.
Untuk perdagangan akhir pekan, Jumat (7/2/2025), Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun tetap cenderung melemah, dengan kisaran penutupan antara Rp16.310 hingga Rp16.400 per dolar AS.