Jakarta, IDN Times - Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) mengkhawatirkan dampak kebijakan tarif impor sebesar 32 persen yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk Indonesia, khususnya bagi industri komponen otomotif nasional.
Sekretaris Jenderal GIAMM, Rachmat Basuki menilai kondisi tersebut membutuhkan respons strategis dari pemerintah.
Dia mengungkapkan saat ini Amerika Serikat merupakan pasar ekspor komponen otomotif Indonesia terbesar kedua setelah Jepang, sehingga kebijakan tarif tersebut berpotensi menekan kinerja ekspor sektor terkait.
"Ini tentu berdampak besar bagi industri kita, karena sebelumnya tarif masuk ke AS relatif kecil. Sementara produk Amerika yang masuk ke Indonesia dikenakan tarif yang jauh lebih tinggi," kata dia dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (6/4/2025).