Tarif Baru Bikin Panik Dunia, Trump Minta Warga AS Sabar

- Trump menggandakan tarif yang diberlakukan terhadap hampir seluruh negara di dunia.
- Tarif dasar 10 persen memukul sebagian besar impor AS, namun ada harapan AS dan Eropa dapat bergerak menuju situasi tarif nol.
- Tarif Trump sebesar 34 persen untuk barang-barang China memicu reaksi Beijing atas proporsi serupa untuk produk-produk AS.
Jakarta, IDN Times - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald, Trump menggandakan tarif yang diberlakukan terhadap hampir seluruh negara di dunia. Dia memperingatkan penderitaan yang telah dialami AS, namun menurutnya apa yang pemerintahan lakukan sekarang menjanjikan investasi dan kemakmuran bersejarah.
Komentar tersebut muncul saat langkah-langkah perdagangan Trump yang paling luas mulai berlaku dalam sebuah langkah yang dapat memicu pembalasan dan meningkatnya ketegangan ekonomi. Trump, yang mengakui turbulensi global ini, mendesak warga Amerika untuk bersabar.
"Kami telah menjadi 'titik cambuk' yang bodoh dan tidak berdaya, tetapi tidak lagi. Kami membawa kembali pekerjaan dan bisnis seperti yang belum pernah terjadi sebelumnya," tulisnya di Truth Social, dilansir dari Channel News Asia, Minggu (6/4/2025).
Menurutnya, ini akan menjadi revolusi ekonomi dan kemenangan bagi AS.
"Bertahanlah, itu tidak akan mudah, tetapi hasil akhirnya akan menjadi bersejarah," lanjut dia.
1. Sekutu AS juga kena dampak tarif Trump

Tarif dasar 10 persen yang diberlakukan Trump memukul sebagian besar impor AS, saat menerapkan kekuatan ekonomi darurat. Namun, dalam tanda potensial ketidaksepakatan antara Trump dan penasihat dekatnya, Elon Musk, pada Sabtu (5/4/2025), ada harapan AS dan Eropa pada akhirnya dapat bergerak menuju situasi tarif nol.
Memang, Uni Eropa bersama Jepang dan China, termasuk di antara sekitar 60 mitra dagang yang akan menghadapi tarif lebih tinggi pada 9 April 2025 mendatang.
2. China balas tarif AS

Tarif Trump sebesar 34 persen untuk barang-barang China, yang mulai berlaku pekan depan, memicu reaksi Beijing atas proporsi serupa untuk produk-produk AS mulai 10 April 2025. China juga akan menuntut Washington di Organisasi Perdagangan Dunia dan membatasi ekspor unsur tanah jarang yang digunakan dalam teknologi medis serta elektronik.
"China telah terpukul jauh lebih keras daripada AS. Mereka dan banyak negara lain telah memperlakukan kami dengan sangat buruk," ujar Trump.
3. Pasar saham AS anjlok

Akibat kebijakan tarif resiprokal Trump, Wall Street anjlok pada Jumat (4/4/2025), Situasi serupa juga terjadi di Asia dan Eropa dan memicu kekhawatiran para ekonom atas pertumbuhan ekonomi yang terhambat dan memicu inflasi usai perang dagang lewat tarif resiprokal ini.
Namun, tarif terbaru Trump memiliki pengecualian penting. Aturan tersebut tidak berlaku pada tarif 25 persen yang baru-baru ini diberlakukan untuk impor baja, aluminium, dan mobil.
"Tembaga, farmasi, semikonduktor, dan kayu dikecualikan sementara, di samping mineral penting tertentu serta produk energi," begitu pernyataan Gedung Putih.
Ketika negara-negara lain terkena imbas, Kanada dan Meksiko tidak terpengaruh oleh langkah terbaru tersebut karena sudah menghadapi bea masuk terpisah hingga 25 persen atas barang yang masuk ke AS di luar perjanjian perdagangan Amerika Utara.