PM Israel Bakal ke AS Lagi, Temui Trump untuk Bahas Tarif Resiprokal

- Benjamin Netanyahu akan bertemu Donald Trump untuk membahas perang di Gaza dan tarif Israel
- Israel gagal menghindari tarif AS, Trump desak Netanyahu untuk segera datang ke Washington
- Pertemuan juga akan membahas Iran, peran Turki di Suriah, dan meningkatnya aktivitas militer Israel di Gaza
Jakarta, IDN Times - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Senin besok, (7/4/2025). Keduanya akan membahas perang di Gaza hingga kesepakatan tarif bagi Israel.
Dilansir dari Gulf News, Minggu (6/4/2025), Netanyahu saat ini berada di Hungaria. Budapest langsung keluar dari Mahkamah Kriminal Internasional (ICC) begitu dikunjungi Netanyahu.
Bersama Perdana Menteri Hungaria, Viktor Orban, Netanyahu menghubungi Trump. Ia membahas tarif 17 persen yang dikenakan AS kepada Israel.
1. Israel berharap terhindar dari tarif

Israel berharap untuk terhindar dari tarif dengan mengumumkan berakhirnya semua tarif yang tersisa dari AS terlebih dahulu tetapi itu gagal. Trump mendesak Netanyahu untuk datang ke Washington untuk membahasnya.
Awalnya, Netanyahu menyarankan kunjungan akhir bulan ini. Namun Washington mau secepatnya dan meminta pertemuan Senin depan.
Ini akan menjadikan Netanyahu sebagai pemimpin dunia pertama yang bertemu Trump setelah pengumumannya tentang tarif yang akan diberlakukan terhadap puluhan negara. Netanyahu juga merupakan pemimpin asing pertama yang diberi kesempatan bertemu dengan Trump setelah pelantikannya pada Januari lalu.
2. Situasi di Gaza akan turut dibahas

Pejabat Israel mengatakan bahwa meskipun tarif menjadi alasan pertemuan tersebut, kedua pemimpin juga akan membahas Gaza, peran Turki di Suriah, dan kekhawatiran bersama mereka terhadap Iran.
Israel meningkatkan aktivitas militernya di Gaza, mengambil alih wilayah dan mengusir penduduk ke wilayah terbatas, dengan mengatakan bahwa tekanan tersebut adalah kunci untuk mendapatkan kembali sandera yang masih ditawan di sana oleh Hamas.
Akibat serangan Israel ke Gaza, tercatat lebih dari 50.000 orang Palestina tewas sejak 7 Oktober 2023. Mayoritas korban tewas adalah anak-anak dan perempuan.
3. Trump ingin hancurkan program nuklir Iran

Mengenai Iran, Trump mengatakan bahwa ia menginginkan perundingan langsung untuk membuat negara itu melepaskan kemungkinan memiliki senjata nuklir. Jika perundingan gagal, katanya, program nuklir akan dihancurkan.
Israel skeptis terhadap perundingan tetapi berhati-hati untuk tidak menentang Trump di depan umum sambil mempersiapkan militernya untuk kemungkinan serangan.
Keduanya juga akan membahas peran Turki di Suriah. Israel ingin menjaga Suriah barat daya tetap didemiliterisasi untuk mencegah ancaman apa pun di perbatasannya. Israel juga memiliki hubungan yang semakin bermusuhan dengan Turki yang membantu pemerintah Suriah yang baru mengambil alih.