Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
PHOTO-2025-11-04-16-44-56.jpeg
Frogs Indonesia dan PT Infoglobal Teknologi Semesta resmi menjalin kerja sama strategis dalam pengembangan Flight Control System (FCS) lokal untuk Kendaraan Udara Nirawak (UAV) (dok. Frogs Indonesia)

Intinya sih...

  • FCS adalah otak dari sebuah drone

  • Pengembangan FCS jadi tantangan besar industri drone RI

  • Kemenhub terus godok regulasi soal drone

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times - Dua perusahaan teknologi nasional, Frogs Indonesia dan PT Infoglobal Teknologi Semesta resmi menjalin kerja sama strategis dalam pengembangan Flight Control System (FCS) lokal untuk Kendaraan Udara Nirawak (UAV).

Langkah ini menandai komitmen kuat kedua perusahaan dalam mendorong kemandirian teknologi drone di Indonesia.

"Frogs Indonesia dan Infoglobal Teknologi Semesta sepakat untuk berkolaborasi dalam riset, pengembangan, serta pengujian FCS yang andal dan sesuai dengan kebutuhan operasional drone di berbagai sektor, mulai dari pertanian, pemetaan, hingga pertahanan," kata Chief Executive Officer (CEO) Frogs Indonesia, Adhitya Chandra, dikutip Selasa (4/11/2025).

1. FCS adalah otak dari sebuah drone

Replika dalam ukuran asli (full mock-up) sistem UAV buatan Turkish Aerospace Industries, ANKA, dipamerkan di International Defence Industry Fair (IDEF) 2023. (ANTARA FOTO/Genta Tenri Mawangi)

Untuk diketahui, FCS merupakan otak dari sebuah drone dan mempunyai peran dalam mengendalikan penerbangan, mengeksekusi perintah pilot, serta menjalankan navigasi dan misi.

"Oleh karena itu, kemampuan memproduksi FCS sendiri menjadi fondasi penting bagi kemandirian industri UAV nasional," ujar Adhitya.

2. Pengembangan FCS jadi tantangan besar industri drone RI

Booth Frogs Indonesia di Indonesia Drone Expo (dok. Frogs Indonesia)

Adapun hingga saat ini pengembangan FCS masih menjadi tantangan besar bagi industri drone tanah air.

Kebutuhan drone yang terus meningkat belum diimbangi dengan ketersediaan sistem kendali penerbangan buatan dalam negeri. Sebagian besar drone yang digunakan di Indonesia masih bergantung pada produk impor.

"Dengan terjalinnya kerja sama ini, Frogs Indonesia dan PT Infoglobal Teknologi Semesta berharap dapat membuka jalan bagi lahirnya lebih banyak inovasi teknologi nasional dan memperkuat posisi Indonesia di industri drone global," kata CEO Infoglobal Teknologi Semesta, J Adi Sasongko.

3. Kemenhub terus godok regulasi soal drone

Ilustrasi Kemenhub (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sebelumnya diberitakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memastikan sangat siap menghadapi teknologi drone. Namun, sama dengan negara lain di dunia yang belum punya aturan tetap terkait drone, Indonesia juga terus menggodok regulasi tersebut sampai sekarang. Hal itu lantaran drone merupakan teknologi baru dan mengalami perkembangan teknologi yang begitu cepat setiap waktu.

"Regulasi itu akan berproses, peraturan itu akan berproses. Semakin data yang masuk, pengalaman mengoperasikan akan masuk, maka semakin matang, semakin mature dalam proses regulasinya. Sama seperti pesawat baru diciptakan tahun 1904, itu juga regulasinya sangat minim, sampai hari ini kita juga punya regulasi yang sangat-sangat kompleks," ujar Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub, Sokhib Al Rohman.

"Sama seperti drone, kami di Indonesia sudah menyiapkan regulasi terkait dengan remote pilotnya. Kemudian masalah registrasi kami juga sudah siap dan terkait dengan organisasi yang mengoperasikan kami siap," sambung dia.

Kemenhub juga berencana drone komersial atau Advanced Air Mobility (AAM) bisa beroperasi di Indonesia pada akhir 2026. Adapun kini Kemenhub masih menyiapkan reguasi dan infrastruktur pendukung guna menunjang pengoperasian teknologi baru dalam transportasi udara tersebut.

"Kami sudah on track dalam menyusun dan menyambut teknologi ini. Menteri Perhubungan juga sangat concern agar AAM dapat segera diterapkan. Harapannya, pada Desember 2026 sudah ada satu yang beroperasi secara komersial," kata Sokhib.

Editorial Team