Menurut analis pasar keuangan, Lukman Leong, penguatan dolar AS hari ini didorong oleh sinyal hawkish dari Bank Sentral AS, Federal Reserve (The Fed), yang artinya The Fed tak akan menurunkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR).
"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang masih kuat setelah pernyataan hawkish dari pejabat The Fed Jeff Schmidt yang mengatakan, suku bunga sudah pada tingkat ideal dan enggan menurunkan suku bunga," ucap Lukman kepada IDN Times.
Meski begitu, dia memprediksi pelemahan rupiah terhadap dolar AS akan terbatas, karena proyeksi cadangan devisa (cadev) Indonesia akan naik dari posisi September 2025.
"Pelemahan akan terbatas, investor mengantisipasi rilis data cadev Indonesia yang diperkirakan akan naik ke 159 miliar dolar AS," tutur Lukman.