Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Gedung Marriner S. Eccles Federal Reserve, atau sering disebut Gedung Eccles, berada di Foggy Bottom, Washington, D.C., tepatnya di sudut 20th Street dan Constitution Avenue NW. Arsitek Paul Philippe Cret merancang bangunan bergaya Art Deco ini pada 1935, dan pembangunannya rampung dua tahun kemudian, pada 1937. (AgnosticPreachersKid, CC BY-SA 3.0,via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Ketua The Fed, Jerome Powell, menunggu kejelasan kebijakan Trump sebelum mengambil langkah baru terhadap suku bunga.
  • Pasar memperkirakan pemangkasan suku bunga sebesar 0,75 persen pada akhir tahun ini, namun Powell menekankan kebijakan tetap fleksibel.
  • Kebijakan perdagangan Trump menciptakan ketidakpastian di kalangan pelaku usaha dan pasar saham, mempengaruhi ekonomi AS secara keseluruhan.

Jakarta, IDN Times – Kepala Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell mengatakan bank sentral masih menunggu kejelasan terkait kebijakan Presiden Donald Trump sebelum mengambil langkah baru terhadap suku bunga. Menurutnya, ketidakpastian akibat perubahan kebijakan perdagangan, imigrasi, fiskal, dan regulasi membuat The Fed lebih berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan moneter.

“Kami tidak perlu terburu-buru dan berada dalam posisi yang baik untuk menunggu kejelasan lebih lanjut,” kata Powell dalam pidatonya di U.S. Monetary Policy Forum pada Jumat (7/3/2025), dikutip dari CNBC.

1. Pasar perkirakan pemangkasan suku bunga, The Fed tetap berhati-hati

Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Pasar keuangan memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 0,75 persen pada akhir tahun ini, dengan penurunan pertama diprediksi terjadi pada Juni, menurut CME Group’s FedWatch. Namun, Powell menekankan bahwa kebijakan moneter tetap fleksibel dan akan bergantung pada perkembangan ekonomi yang dipengaruhi kebijakan Trump.

“Posisi kebijakan kami saat ini sudah tepat untuk menghadapi risiko dan ketidakpastian dalam menjalankan mandat ganda kami,” ujarnya.

Meski pasar berekspektasi pemangkasan suku bunga, Powell menyebut ekonomi AS masih dalam kondisi stabil, dengan pasar tenaga kerja yang kuat dan inflasi yang bergerak menuju target 2 persen.

2. Dampak kebijakan Trump terhadap pasar dan bisnis

Pada 19 Maret 2016, Donald Trump mengadakan rapat umum di Fountain Park, Fountain Hills, Arizona. (Gage Skidmore, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons)

Kebijakan perdagangan Trump yang berubah-ubah menciptakan ketidakpastian di kalangan pelaku usaha. Beberapa perusahaan melaporkan kesulitan dalam mengambil keputusan bisnis karena ketidakpastian tersebut.

Selain itu, dampak kebijakan ini juga terasa di pasar saham. Indeks S&P 500 mengalami penurunan signifikan, sementara Nasdaq memasuki wilayah koreksi. Kekhawatiran terhadap tarif yang diberlakukan Trump juga menekan kepercayaan konsumen, terlihat dari turunnya Indeks Kepercayaan Konsumen The Conference Board pada Februari.

Menurut Powell, The Fed terus memantau berbagai indikator pengeluaran rumah tangga dan bisnis untuk menilai dampak kebijakan ini terhadap perekonomian secara keseluruhan.

3. Stagflasi jadi tantangan, The Fed siapkan langkah antisipasi

ilustrasi inflasi (IDN Times/Aditya Pratama)

Ekonomi AS menghadapi potensi perlambatan di tengah inflasi yang masih tinggi, kondisi yang dikenal sebagai stagflasi. Beberapa pejabat The Fed mulai mempertimbangkan langkah yang perlu diambil jika skenario ini terjadi.

Presiden Federal Reserve St. Louis, Alberto Musalem, mengatakan bahwa skenario di mana inflasi bertahan di atas 2 persen dan pasar tenaga kerja melemah perlu diperhitungkan.

“Jika inflasi tetap tinggi atau ekspektasi inflasi jangka panjang meningkat, The Fed mungkin perlu menaikkan suku bunga,” ujarnya, dikutip dari CNN Internasional.

Di sisi lain, The Fed juga menghadapi tantangan besar jika inflasi terus naik sementara ekonomi melemah. Powell menyadari dilema ini dan menyatakan bahwa The Fed akan menyesuaikan kebijakan berdasarkan perkembangan data ekonomi yang ada.

“Jalan untuk mengembalikan inflasi ke target secara berkelanjutan masih berliku, dan kami memperkirakan hal itu akan terus berlanjut,” katanya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team