Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Pemerintah Diminta Waspadai Dampak Tarif Balasan Trump

Ilustrasi ekspor-impor. (Dok. Kementerian Keuangan)
Ilustrasi ekspor-impor. (Dok. Kementerian Keuangan)

Jakarta, IDN Times - Ekonom Bank Danamon Indonesia Hosianna Evalita Situmorang meminta pemerintah Indonesia mewaspadai dampak dari kebijakan tarif resiprokal yang diberlakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pada Rabu, (2/4/2025). kebijakan ini membuat AS menyamakan tarif impor dengan bea masuk yang dikenakan oleh negara mitra dagang.

Trump menerapkan kebijakan tarif resiprokal dengan tujuan melindungi industri dalam negeri AS dan mengurangi defisit perdagangan. Sektor yang terdampak meliputi otomotif, pertanian, logam, dan manufaktur.

"Sebagai eksportir utama tembaga dan kayu ke AS, Indonesia perlu mengantisipasi perubahan kebijakan ini," ujar Hosianna, Sabtu (8/3/2025). 

1. Strategi jangka pendek hingga menengah panjang

ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk jangka pendek, penerapan tarif resiprokal AS berpotensi memunculkan disrupsi ekspor industri tambang dan kehutanan. Hal ini menyebabkan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tidak bisa terelakan seiring ketidakpastian perdagangan global.

Dalam jangka menengah, Hosianna menyebut diversifikasi pasar ekspor menjadi strategi utama untuk mengurangi ketergantungan pada AS. Menurutnya, hilirisasi industri perlu semakin didorong untuk meningkatkan nilai tambah sebelum ekspor.

Sedangkan untuk jangka panjang, Indonesia memiliki peluang investasi asing di sektor pengolahan bahan mentah semakin terbuka. Kemudian potensi penguatan peran Indonesia dalam rantai pasok global melalui perjanjian dagang dengan mitra baru.

"Memperluas pasar ekspor ke kawasan lain, termasuk Asia, Eropa, dan Timur Tengah, guna mengurangi risiko ketergantungan pada satu negara tujuan ekspor," jelasnya. 

2. Indonesia bisa manfaatkan peluang dengan diversifikasi rantai pasok

ilustrasi ekspor impor (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi ekspor impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Di tengah kebijakan proteksionisme AS, Indonesia dapat memanfaatkan tren global dalam diversifikasi rantai nilai atau supply chain diversification.

"Ketidakpastian perdagangan dan tarif baru mendorong banyak perusahaan global untuk mencari alternatif di luar China dan AS, membuka peluang bagi Indonesia untuk memperkuat posisinya dalam rantai pasok global," jelasnya.

3. Tingkatkan kapasitas manufaktur dan hilirisasi

ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)
ilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Tak hanya itu, strategi lainnya yang dapat diperkuat Indonesia adalah dengan meningkatkan kapasitas manufaktur dan hilirisasi. Dengan demikian, produk ekspor memiliki nilai tambah lebih tinggi sebelum masuk pasar AS dan global.

Indonesia juga perlu mempercepat perjanjian perdagangan dengan mitra strategis guna memperluas akses pasar di luar AS. Ini juga perlu dilakukan untuk menarik investasi asing langsung (FDI) di sektor industri pengolahan untuk memperkuat peran Indonesia dalam rantai pasok global.

"Meskipun kebijakan ini membawa tantangan, prospek ekspor Indonesia tetap solid. Pada periode pertama pemerintahan Trump (2017–2021), ekspor Indonesia ke AS justru tumbuh, terutama untuk produk bernilai tambah seperti tekstil, alas kaki, dan elektronik," ungkapnya. 

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Anata Siregar
EditorAnata Siregar
Follow Us