ilustrasi kripto (IDN Times/Aditya Pratama)
Bagian terakhir dari tiga masalah besar yang bikin bitcoin sulit bangkit datangnya dari pemegang jangka panjang yang sudah menjual bitcoin sepanjang periode penurunan ini. Aksi jual tersebut kemungkinan berkaitan dengan siklus empat tahunan bitcoin atau “halving”. Namun sejumlah investor meragukan pola historis itu akan terulang.
“Selalu ada orang-orang OG yang menjual di setiap siklus. Saya pikir mereka sampai pada titik di mana mereka memutuskan, oke, mungkin saya sudah cukup tua, dan saya ingin menggunakan uang ini sekarang untuk hal lain,” ujar Nicolai Søndergaard, analis Nansen.
Penurunan ini berdampak pada seluruh ekosistem aset digital. Total kapitalisasi pasar kripto turun lebih dari 30 persen, dari 4,28 triliun dolar AS pada 6 Oktober menjadi 2,99 triliun dolar AS. Ethereum anjlok 38 persen sejak awal Oktober, sementara Solana turun lebih dari 40 persen.
Søndergaard menilai peluang pembalikan arah pasar kripto dapat datang dari arus masuk ETF atau lebih banyak perusahaan yang kembali membeli aset. Strategi perusahaan seperti Strategy (MSTR) yang sebelumnya rutin menambah kepemilikan kripto kini melambat. Banyak digital asset treasuries (DATs) lain juga berada dalam kondisi merugi. Selain itu, saham perusahaan penambang bitcoin seperti IREN, Riot, dan Mara Holdings melemah lebih dari 30 persen, meski mereka berupaya diversifikasi ke sektor AI.