Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi mobil listrik (commons.wikimedia.org/Michael Movchin)
ilustrasi mobil listrik (commons.wikimedia.org/Michael Movchin)

Intinya sih...

  • Republik Demokratik Kongo (DR Kongo) adalah produsen kobalt terbesar di dunia, dengan kontribusi lebih dari 74 persen produksi global dan pertumbuhan produksi sekitar +10,1 persen per tahun.

  • Rusia memiliki produksi kobalt yang stabil meski hanya menyumbang 3,2 persen produksi global, dengan cadangan sekitar 250 ribu ton dan pertumbuhan +3,3 persen per tahun.

  • Kanada juga menjadi pemain strategis dalam industri kobalt karena cadangan besar sekitar 220 ribu ton dan tren pertumbuhan +1,4 persen per tahun.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kobalt jadi salah satu mineral paling penting di era transisi energi bersih. Peran utamanya ada pada baterai lithium-ion, komponen utama mobil listrik dan penyimpanan energi terbarukan.

Semakin tinggi permintaan kendaraan listrik, semakin besar pula kebutuhan dunia akan kobalt. Itu sebabnya negara-negara produsen kobalt kini jadi sorotan, karena pasokan mineral ini akan menentukan masa depan energi global.

Kalau kamu perhatikan, pasokan kobalt tidak tersebar merata. Ada negara yang benar-benar mendominasi, sementara yang lain masih punya cadangan besar meski produksinya belum maksimal. Situasi ini membuat kobalt bukan sekadar soal tambang, tapi juga menyangkut geopolitik, keberlanjutan, dan stabilitas rantai pasok global.

Buat kamu yang penasaran siapa saja pemain utama di balik pasokan kobalt dunia, berikut daftar 10 negara produsen kobalt terbesar beserta cadangan dan tren pertumbuhannya.

1. Republik Demokratik Kongo (DR Kongo)

ilustrasi Republik Demokratik Kongo (unsplash.com/Kaysha)

Negara ini jadi raksasa kobalt dunia dengan kontribusi lebih dari 74 persen produksi global. Sepanjang 2024, produksinya mencapai 200,8 ribu ton dengan cadangan mencapai 6 juta ton.

Angka ini bikin Republik Demokratik Kongo jauh melampaui pesaing lain. Pertumbuhan produksinya pun cukup signifikan, sekitar +10,1 persen per tahun, menegaskan posisi mereka sebagai pusat pasokan utama.

2. Rusia

ilustrasi negara Rusia (pexels.com/Anton Kudryashov)

Meski hanya menyumbang 3,2 persen produksi global, Rusia masih jadi pemain penting. Produksinya di 2024 mencapai 8,7 ribu ton dengan cadangan sekitar 250 ribu ton.

Pertumbuhan stabil +3,3 persen per tahun membuat negara ini tetap relevan di pasar global. Rusia juga punya keunggulan karena mampu menjaga keberlanjutan produksi meski di tengah tantangan geopolitik.

3. Kanada

ilustrasi negara Kanada (pexels.com/Onur Kurtic)

Produksi kobalt Kanada sebesar 4,5 ribu ton atau sekitar 1,7 persen dari pangsa global. Negara ini memang tidak besar dalam angka produksi, tapi punya cadangan 220 ribu ton. Dengan tren pertumbuhan +1,4 persen per tahun, Kanada masih bisa jadi pemain strategis berkat stabilitas politik dan teknologi tambangnya.

4. Filipina

ilustrasi kota Iloilo, Filipina (pexels.com/Janssen Panizales)

Produksi kobalt Filipina tercatat 4,1 ribu ton di 2024. Meski kontribusinya 1,5 persen dari total dunia, negara ini sedang mengalami penurunan pertumbuhan sekitar –1,1 persen per tahun. Dengan cadangan 260 ribu ton, Filipina sebenarnya punya peluang besar, hanya saja tantangan lingkungan dan kebijakan tambang jadi faktor penghambat.

5. Kuba

ilustrasi Kuba (pexels.com/Yuting Gao)

Negara di Karibia ini menghasilkan 3,6 ribu ton kobalt, setara dengan 1,3 persen produksi global. Pertumbuhannya cenderung stagnan dengan tren –0,2 persen.

Namun, cadangan kobalt Kuba terbilang besar, mencapai 500 ribu ton. Kalau ada investasi dan regulasi mendukung, Kuba bisa jadi pemain yang lebih menonjol di masa depan.

6. Australia

ilustrasi kota Sydney, Australia (pexels.com/Tiff Ng)

Produksi kobalt Australia juga 3,6 ribu ton, sama seperti Kuba. Bedanya, Australia punya cadangan raksasa, yaitu 1,7 juta ton, salah satu yang terbesar di dunia.

Sayangnya, tren pertumbuhan produksi justru turun –5,3 persen per tahun. Artinya, negara ini masih menyimpan potensi besar, hanya menunggu momen untuk mengoptimalkan cadangannya.

7. Papua Nugini

ilustrasi Papua Nugini (pexels.com/Asso Myron)

Produksi kobalt di Papua Nugini mencapai 2,8 ribu ton dengan cadangan sekitar 62 ribu ton. Pertumbuhannya cukup positif, yaitu +2,8 persen per tahun. Meski kontribusinya kecil, negara ini mulai dipandang sebagai pemasok alternatif di luar Afrika dan Amerika.

8. Madagaskar

ilustrasi Madagascar (pexels.com/Alexander Dummer)

Madagaskar menghasilkan 2,6 ribu ton kobalt pada 2024. Namun tren produksinya menurun sekitar –2,6 persen per tahun. Cadangan kobaltnya sekitar 100 ribu ton. Tantangan utama ada pada infrastruktur dan pendanaan, sehingga produksi belum bisa dimaksimalkan.

9. New Caledonia

ilustrasi New Caledonia (unsplash.com/Anette Miate)

Wilayah ini menghasilkan 1,8 ribu ton kobalt atau sekitar 0,7 persen dari produksi dunia. Cadangannya mencapai 54 ribu ton, tapi pertumbuhannya negatif –7,9 persen per tahun. Penurunan ini dipengaruhi oleh keterbatasan investasi serta isu lingkungan yang cukup ketat.

10. China

ilustrasi China atau Tiongkok (pexels.com/Asrul Anuar)

Meski dikenal sebagai pusat penyulingan kobalt terbesar di dunia, produksi tambang kobalt China sendiri relatif kecil, hanya 1,8 ribu ton. Cadangannya ada di kisaran 140 ribu ton, dengan tren pertumbuhan –4,6 persen. Walaupun begitu, China tetap jadi pemain kunci karena menguasai rantai pasok global lewat pengolahan dan perdagangan kobalt.

Melihat daftar di atas, kamu bisa melihat betapa dominannya Republik Demokratik Kongo dalam industri kobalt global. Namun, negara-negara lain seperti Rusia, Kanada, dan Australia tetap punya peran penting karena cadangan besar yang bisa dimanfaatkan di masa depan. Tantangan utamanya ada pada keberlanjutan, regulasi, dan stabilitas geopolitik, yang bisa memengaruhi pasokan kobalt dunia.

Kalau tren kendaraan listrik terus naik, negara-negara produsen kobalt ini akan jadi kunci dalam mendukung transisi energi global. Jadi, memahami siapa saja pemain utama dalam pasar kobalt bisa bikin kamu lebih paham soal dinamika energi bersih di masa depan.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team