Jakarta, IDN Times – Apakah saat ini kamu sedang memikirkan bagaimana membeli rumah? Atau kamu baru sekedar angan-angan untuk membeli rumah?
General Manager Sales Rumah123, Maria Herawati Manik menjelaskan ada beberapa tren hunian bagi millennial. Sebenarnya bagaimana sih tren hunian untuk millennial tersebut?
Sempat memperkirakan apartemen akan menjadi tren hunian idaman, Maria mengungkap bahwa rumah tapak masih menjadi idaman bagi millennials. Hal itu karena pengaruh orangtua mereka dan adanya peristiwa gempa yang menyebabkan sebagian millennial masih mengidamkan memiliki rumah tapak.
“Millennial ini juga masih cukup di-influenced dengan keinginan rumah tapak karena mereka di influenced oleh orangtua yang ‘udahlah rumah aja ngapain apartemen’. Apalagi dengan desas desus ‘Oh situasi di Indonesia gempa lah, segala macem',” kata Maria di Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (14/11).
“Masih banyak rumah (dibanding apartemen). Tapi saya bilang penjualan untuk itu masih banyak rumah dibanding apartemen. Tetapi apartemen sudah menunjukkan kenaikan tren dari tahun sebelumnya, sekitar 3 persen,” imbuhnya.
Meski rumah tapak menjadi opsi bagi sebagian millennial, Maria apartemen menyebut, apartemen juga kerap dicari millennial, khususnya bagi pembeli rumah pertama di usia 25-30 tahun.
“Surprisingly yang kami lihat tren di online kami sebenarnya untuk penjualan rumah dan apartemen, sekarang menunjukkan apartemen juga mulai meningkat," jelasnya.
Artinya, kata dia, hunian apartemen mulai diterima, sementara peminat rumah tapak mulai turun. "Bukan berarti penjualan rumah turun drastis, rumah turun tapi digantikan dengan apartemen yang meningkat,” jelasnya.
Rumah bekas atau second juga menjadi incaran millennial karena harganya yang jauh lebih murah dari rumah baru. Maria menggarisbawahi, untuk pembeli rumah pertama lebih banyak mengincar rumah baru.
Namun, jika kamu harus mempertimbangkan kondisi finansial, rumah bekas tetap bisa menjadi solusi untuk mendapatkan hunian.
“Orang baru beli rumah dia mungkin maunya beli baru dulu. Tapi ada juga orang-orang yang memang prefer di kota udah susah dapet rumah baru, akhirnya cari second. Tapi kembali lagi, kalau yang bukan second harga lebih mahal dan financing harus dipertimbangkan, gak ada yang di bawah 1 miliar,” ujarnya.