161 Negara Turun Peringkat Kepercayaan Utang, Indonesia Masih Aman

Berkat kinerja APBN yang apik

Jakarta, IDN Times - Lembaga internasional memberikan apresiasi terhadap ekonomi Indonesia. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyampaikan Indonesia mendapatkan rating stabil.

"Pada saat seluruh negara, negara-negara di dunia mengalami outlook negatif atau di downgrade, Indonesia tetap mendapatkan assessment perekonomian atau lembaga-lembaga rating memberikan assessment yang stabil dari rating kita," katanya dalam konferensi pers APBN edisi Desember, Selasa (20/12/2022).

Baca Juga: Sri Mulyani Bilang Pegawai Kemenkeu Diintai Setan dan Tuyul, Apa Itu?

1. 161 negara mengalami penurunan peringkat

161 Negara Turun Peringkat Kepercayaan Utang, Indonesia Masih Amanilustrasi ekonomi (IDN Times)

Dia menjelaskan rating 161 negara mengalami downgrade, bahkan 109 negara mengalami revisi outlook negatif. Hanya 30 negara yang ratingnya mengalami upgrade.

"Jadi dalam hal ini kita tetap menjaga kinerja dari perekonomian kita, keuangan negara dan surat-surat berharga negara, menggambarkan bahwa Indonesia dalam posisi yang kuat, kredibel dan terjaga. Ini yang harus kita jaga bersama," tuturnya.

Baca Juga: 121 Mahasiswa IPB Korban Investasi Bodong Dapat Keringanan Bayar Utang

2. Indonesia memperoleh rating bagus berkat kinerja APBN

161 Negara Turun Peringkat Kepercayaan Utang, Indonesia Masih Amanilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Lembaga pemeringkat seperti R&I memberikan Indonesia rating BBB+, S&P memberikan rating BBB, JCR Agency memberikan rating BBB+,
Moody's memberikan rating Baa2, dan Fitch memberikan rating BBB.

"Nah, salah satu yang menyebabkan dan menopang dari outlook yang baik ini APBN kita," sebutnya.

Baca Juga: Komisi XI DPR RI Cecar Sri Mulyani soal Kenaikan Cukai Rokok

3. Defisit APBN lebih rendah dari proyeksi

161 Negara Turun Peringkat Kepercayaan Utang, Indonesia Masih Amanilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mengalami defisit hingga 14 Desember 2022. Artinya penerimaan negara lebih rendah dibandingkan belanja yang digelontorkan.

Defisit APBN per 14 Desember 2022 jauh lebih kecil dibandingkan yang diproyeksikan dalam Perpres 98/2022 yang sebesar Rp840,2 triliun.

"Angka defisit ini jauh lebih kecil dari perpres dan jauh lebih kecil dibanding defisit tahun lalu yang posisi 14 Desember mencapai Rp617,4 triliun," tutur Sri Mulyani.

Secara presentasi terhadap PDB, defisit per 14 Desember adalah 1,22 persen. Tahun lalu defisitnya mencapai 3,64 persen dari PDB. Sedangkan batasan yang ditetapkan di dalam Perpres 98/2022 adalah 4,5 persen.

Topik:

  • Hana Adi Perdana
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya