Ada Ancaman Kekeringan, Kementerian PUPR Lakukan Antisipasi

Sebanyak 223 bendungan sudah beroperasi

Jakarta, IDN Times - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengantisipasi bencana kekeringan dan musim kemarau di berbagai wilayah.

"Ini sudah bulan Agustus, bencana kekeringan sudah mulai bulan Maret," kata Plt Direktur Jenderal Sumber Daya Air (SDA) Kementerian PUPR Jarot Widyoko dalam Focus Group Discussion (FGD) di Gedung Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (7/8/2023).

Baca Juga: Bencana Kekeringan, Warga Situbondo Krisis Air Bersih

1. Pemerintah lakukan koordinasi dan antisipasi

Ada Ancaman Kekeringan, Kementerian PUPR Lakukan AntisipasiIlustrasi kekeringan (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha)

Dia menjelaskan, para pemangku kepentingan terkait sudah melakukan koordinasi, melibatkan pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan forkopimda.

Selain berkoordinasi, koordinasi juga dilakukan untuk memitigasi dan mengantisipasi daerah yang berisiko kekeringan.

"Yang ketiga mengembangkan infrastruktur, menurunkan infrastruktur alat-alat. Dan yang keempat ada inovasi pemanfaatan teknologi," katanya.

Hal-hal yang dilakukan, yakni pengaturan pintu air untuk pertanian, pengelolaan bendungan-bendungan, merehabilitasi sumur bor, mengoperasikan sumur bor, termasuk pembuatan sumur-sumur baru.

"Jadi, sekarang sudah kita lakukan, dan juga merehab sumur-sumur eksistensi dan memastikan kecukupan tampungan," tutur Djarot.

Baca Juga: Mahfud: Distribusi Bansos untuk Atasi Kekeringan Papua Terhambat Cuaca

2. Daerah yang belum punya bendungan dan embung jadi perhatian

Ada Ancaman Kekeringan, Kementerian PUPR Lakukan AntisipasiFoto udara pintu air bendungan Kuwil Kawangkoan di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Rabu (18/01/2023). Bendungan Kuwil menampung 23 juta meter kubik air tawar yang mengalir dari anak sungai Danau Tondano, serta berfungsi untuk penyediaan air baku, potensi pengembangan energi listrik, serta menjadi destinasi wisata. (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)

Dia menjelaskan, belum semua sungai terdapat bendungan atau embung. Untuk itu, pihaknya mencoba memaksimalkan apa yang ada.

Dalam hal ini, pihaknya melakukan pengaturan pada pintu air dengan ketat dan berkoordinasi dengan pelaku di sektor pertanian dan masyarakat untuk meminimalkan pemanfaatan air.

"Mulai dari sistem pembolongan, sistem tanamnya, apa yang akan ditanam, ini kita koordinasikan sehingga bencana kekeringan bisa terlampaui atau terlewati dengan baik," jelasnya.

Baca Juga: BNPB: 6 Ribu Warga Papua Mengungsi Akibat Kekeringan

3. Bendungan yang sudah bisa digunakan mencapai 223 bendungan

Ada Ancaman Kekeringan, Kementerian PUPR Lakukan AntisipasiFoto udara bendungan Kuwil Kawangkoan berlatar Gunung Klabat di Minahasa Utara, Sulawesi Utara, Rabu (18/01/2023). Bendungan Kuwil menampung 23 juta meter kubik air tawar yang mengalir dari anak sungai Danau Tondano, serta berfungsi untuk penyediaan air baku, potensi pengembangan energi listrik, serta menjadi destinasi wisata. (ANTARA FOTO/Adwit B Pramono)

Jarot menambahkan, Ditjen SDA telah mempersiapkan sebanyak 223 bendungan, dengan total volume 6,73 miliar m3, dan volume pemanfaatan 4,37 miliar m3.

Dengan adanya pelaksanaan FGD yang melibatkan berbagai unsur terkait, Kementerian PUPR berharap musim kemarau dan bencana kekeringan bisa mendapatkan solusi terbaik demi mewujudkan penanganan risiko dampak musim kemarau yang tepat guna dan tepat sasaran.

"Kami berharap ini dapat meningkatkan sinergitas pemerintah dalam menangani masalah sumber daya air di Indonesia, khususnya meminimalis risiko dampak kekeringan serta mewujudkan ketahanan dan keberlanjutan sumber daya air bagi negara kita," tambahnya.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya