Asosiasi Pastikan Migas yang Dialirkan ke Pelanggan sesuai Volume

Dukung peningkatan produksi

Jakarta, IDN Times - Asosiasi Sistem Metering Indonesia (ASMETI) memastikan produksi minyak dan gas (migas) yang terkirim dari lapangan migas ke klien atau pelanggan sesuai volumenya.

Hal itu sejalan dengan dukungan dan sinergi yang dilakukan oleh ASMETI dengan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), dalam mencapai target produksi migas Indonesia.

“ASMETI meyakinkan stakeholder bahwa produksi gas dan minyak di lapangan terkirim sampai ke user sesuai volumenya dan dengan enginer yang terkualifikasi,” kata Ketua Umum ASMETI Dharmono dalam keterangan tertulis, Rabu (31/5/2023).

Baca Juga: Harga Minyak Dunia Anjlok Imbas AS Berisiko Gagal Bayar Utang

1. SKK Migas kumpulkan pelaku usaha sektor migas untuk genjot produksi

Asosiasi Pastikan Migas yang Dialirkan ke Pelanggan sesuai VolumeIlustrasi pekerja di sektor migas (Dok. SKK Migas)

Dalam mendorong kinerja produksi dan lifting, pemerintah telah mengumpulkan para pemangku kepentingan terkait, termasuk membahas metering dan pemeliharaan fasilitas. Rapat kerja tersebut digelar di Surabaya pada 28-31 Mei 2023.

Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh fungsi terkait di SKK Migas, pimpinan tertinggi Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), teknologi provider dan pemangku kepentingan terkait lainnya dengan jumlah 500 peserta pada hari pertama.

“Rapat Kerja Produksi, Metering, dan Pemeliharaan Fasilitas Tahun 2023 ini merupakan salah satu upaya dari SKK Migas untuk merumuskan langkah-langkah dan strategi dalam rangka mencapai target produksi jangka pendek tahun 2023 dan sekaligus mewujudkan visi jangka panjang tahun 2030 yaitu produksi minyak 1 juta barel per hari (BOPD) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (BSCFD)," kata Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto dalam arahannya.

Rapat kerja tersebut membahas beberapa hal, yaitu penerapan teknologi produksi – pengoptimalan pengangkatan buatan, debottlenecking fasilitas produksi dan pengurangan stok, pengoptimalan bahan bakar gas dan pengurangan flare, optimalisasi pemeliharaan terencana dan pengukuran minyak dan gas.

“Asosiasi Sistem Meter Indonesia siap mendukung Kebijakan SKK Migas sebagai Narasumber Kompetensi Profesi Metering System Custody Transfer Migas” kata Sekjen ASMETI Bhudyarso.

Baca Juga: SKK Migas: 35 Pabrikan Lolos Penilaian Penunjang Hulu Migas 2022

2. Menggenjot produksi migas memerlukan teknologi yang tepat

Asosiasi Pastikan Migas yang Dialirkan ke Pelanggan sesuai VolumeIlustrasi hulu migas (Dok. SKK Migas)

Dwi mengingatkan bahwa capaian yang telah diraih perlu direspons positif karena menunjukkan kinerja produksi dan lifting kuartal I-2023 telah membaik dibandingkan tahun sebelumnya.

“Kondisi ini menuntut kita untuk terus mencari upaya untuk mengatasi kendala produksi, meningkatkan produksi dari lapangan migas aktif, mengaktifkan lapangan migas idle serta melakukan percepatan produksi dari sumur atau lapangan baru. Upaya tersebut tentunya memerlukan produk dan teknologi yang tepat”, sebut Dwi.

Dia menjelaskan, dalam menyelesaikan berbagai tantangan di industri hulu migas dibutuhkan koordinasi, kolaborasi dan sinergi semua pihak. Dengan begitu target bisa dicapai.

“Komitmen investasi hulu migas tahun 2023 yang mencapai 15,3 miliar dolar AS harus dapat diserap seluruhnya. Momentum yang baik di kuartal I-2023 harus menjadi pendorong untuk implementasi program yang lebih masif dan agresif di kuartal II-2023 hingga akhir tahun nanti," sambungnya.

Dwi mengatakan, target produksi dan lifting migas nasional tahun 2023 yang ditetapkan oleh pemerintah lebih tinggi dari persetujuan rencana kerja dan anggaran tahun 2023. Oleh karenanya, SKK Migas dan KKKS memutar otak untuk mencapai target nasional.

Baca Juga: SKK Migas Kucurkan Bantuan ke Masyarakat di Area KKKS 

3. Pemerintah berjanji terus melakukan perbaikan

Asosiasi Pastikan Migas yang Dialirkan ke Pelanggan sesuai VolumeIlustrasi kilang minyak Pertamina. (Dok. Pertamina)

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Dirjen Migas Kementerian ESDM) Tutuka Ariadji mengatakan, kecenderungan menurunnya realisasi produksi mengikuti trendline dari proyeksi produksi base. Tapi, angka realisasi lebih besar daripada angka proyeksi produksi base sebagai dampak positif dari beberapa program yang berhasil.

Kata Tutuka, pemerintah terus melakukan perbaikan syarat dan ketentuan dalam Indonesia Petroleum Bidding Round. Itu dilakukan untuk mendukung upaya peningkatan produksi migas.

“Perbaikan tersebut antara lain adalah split bagi hasil hingga 50:50 untuk kategori high-risk, First Tranche Petroleum (FTP) berkurang menjadi 10% (shareable), skema PSC secara fleksibel dengan investor diperbolehkan memilih skema cost recovery atau gross split, DMO price 100% ICP selama waktu masa kontrak dan perbaikan fiskal term lainnya,” ujarnya.

Pemerintah juga memperkuat implementasi dari regulasi Permen ESDM Nomor 2 Tahun 2022 tentang Lingkup Penyelenggaraan CCS/CCUS Pada Kegiatan Usaha Hulu Migas. Tujuannya, untuk mendukung lingkungan berkelanjutan di industri hulu migas.

Tutuka menambahkan, potensi bisnis CCS/CCUS di industri hulu migas nasional sangat menjanjikan. Oleh karenanya, pemerintah berkomitmen untuk terus mendorong implementasinya sehingga dapat menjadi salah satu faktor yang meningkatkan daya saing industri hulu migas nasional.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya