Harta Kekayaan Alexandr Wang Rp15 Triliun, Apa Rahasianya?

Salah satu pendiri perusahaan AI

Jakarta, IDN Times - Alexandr Wang sempat menjadi miliarder mandiri termuda di dunia pada usia 24 tahun. Miliarder mandiri adalah seseorang yang mengumpulkan kekayaan melalui usaha sendiri, bukan harta warisan.

Wang adalah salah satu pendiri perusahaan rintisan, Scale Al yang kini bernilai 7,3 miliar dolar AS. Perusahaan teknologi tersebut siap untuk meraup keuntungan dari booming Al.

Menurut Forbes, kekayaan bersih Wang telah meningkat menjadi 1 miliar dolar AS atau Rp15 triliun (asumsi kurs Rp15 ribu per dolar AS). Kekayaan tersebut karena kepemilikan sahamnya di perusahaan.

Mengulik kehidupan Wang, setidaknya dapat diungkap beberapa faktor kunci yang mungkin berkontribusi pada kekayaannya.

1. Kecerdasan

Harta Kekayaan Alexandr Wang Rp15 Triliun, Apa Rahasianya?Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dilansir Wealth of Geeks, Alexandr Wang sejak muda sudah menjadi guru matematika dan ahli coding otodidak. Bahkan, pada usia 17 tahun, dia sudah memiliki pekerjaan pengkodean di Quora, situs tanya-jawab terkemuka di dunia. Di sinilah dia bertemu dengan salah satu pendiri Scale AI, Lucy Guo.

Alexandr Wang berhasil masuk ke MIT. Tentu saja itu bukan hal yang mudah untuk diraih karena tingkat penerimaannya hanya 6,7 persen. Jadi, dapat dibayangkan seperti apa kecerdasan Wang. MIT telah menghasilkan pemikiran-pemikiran hebat selama beberapa dekade.

Baca Juga: 5 Sumber Kekayaan Elon Musk, Orang Terkaya di Dunia Pemilik Twitter

2. Memanfaatkan timing

Harta Kekayaan Alexandr Wang Rp15 Triliun, Apa Rahasianya?Ilustrasi Bisnis. (IDN Times/Aditya Pratama)

Dunia teknologi merintis jalan yang begitu cepat sehingga ide dan konsep harus segera dilembagakan untuk mencegah orang lain mengambil dan menjalankannya. Demikianlah yang terjadi pada Alexandr Wang.

Dia sedang mempelajari pembelajaran mesin (machine learning) dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di MIT ketika dia melihat celah dan mengambilnya. Penggunaan AI tidak terbatas saat ini, dan masuk ke industri ini sedini mungkin berarti dia diposisikan di sisi perintis teknologi dan bukan di bagian belakangnya.

Jadi, pada usia 19 tahun, dia berhenti kuliah setelah menyelesaikan tahun pertamanya dan memulai Scale AI pada 2016. Waktunya sangat tepat, karena banyak industri yang ingin menerapkan pembelajaran mesin ke dalam struktur bisnis mereka.

Mereka mulai memasok perusahaan kendaraan otonom dengan data yang dibutuhkan untuk menerapkan model pembelajaran mesin. Mereka kemudian memperluas repertoar mereka ke industri lain, termasuk otomasi perusahaan, e-commerce, asuransi, robotika, dan banyak lagi.

Titik baliknya terjadi ketika mereka berhasil mendapatkan kontrak dengan Angkatan Udara AS untuk mengimplementasikan AI ke dalam protokol militer untuk mengoptimalkan manajemen data mereka.

Teknologi Scale AI dapat menganalisis gambar satelit jauh lebih cepat daripada yang dapat dilakukan oleh analis manusia, yang telah membantu secara besar-besaran dalam menentukan kerusakan akibat bom Rusia di Ukraina. Kontrak-kontrak ini telah mencapai lebih dari 350 juta dolar AS dengan pemerintah saja.

3. Pengambilan risiko

Harta Kekayaan Alexandr Wang Rp15 Triliun, Apa Rahasianya?Ilustrasi Startup (IDN Times/Aditya Pratama)

Ketika Wang memutuskan keluar dari salah satu sekolah paling bergengsi, yakni MIT, berarti dia telah mengambil risiko besar. Namun, ketika sebuah peluang ada di depan mata, terkadang kamu harus mengambil keputusan yang sulit.

Bahkan tanpa gelar sarjana yang menurut banyak orang kamu butuhkan, kamu tetap bisa berhasil.

Alexandr Wang tidak memiliki semua kualifikasi yang dia butuhkan untuk mendapatkan pekerjaan pada level yang dia lakukan, tetapi pertaruhannya terbayar, dan dia sekarang memiliki 15 persen saham di perusahaan senilai 7,3 miliar dolar AS, sehingga kekayaan bersihnya 1,1 miliar dolar AS.

Baca Juga: 9 Sumber Kekayaan Hartono Bersaudara, Orang Terkaya di Indonesia

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya