Impor Minyak Mentah Melonjak 83,36 Persen di Juli

Total impor migas dan nonmigas naik 14,1 persen

Jakarta, IDN Times - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Indonesia mencapai 19,57 miliar dolar AS pada Juli 2023 atau naik sebesar 14,1 persen dibandingkan Juni 2023.

Jika dilihat lebih rinci, impor migas mencapai 3,13 miliar dolar AS atau naik 40,94 persen dibandingkan Juni 2023. Begitupun impor nonmigas naik 10,1 persen atau mencapai 16,44 miliar dolar AS dibandingkan Juni 2023.

Baca Juga: Ekonomi China Pulih, Harga Minyak Mentah Indonesia Naik

1. Impor minyak mentah meroket pada Juli 2023

Impor Minyak Mentah Melonjak 83,36 Persen di JuliIlustrasi pekerja di sektor migas (Dok. SKK Migas)

Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menerangkan, peningkatan impor nonmigas sebesar 10,1 persen pada Juli 2023 dibandingkan bulan sebelumnya. Hal itu dipengaruhi oleh komoditas atau produk mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya (HS85) yang naik 17,33 persen.

Kemudian, terjadi kenaikan impor produk mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya (HS84) sebesar 12,99 persen.

"Sementara itu peningkatan impor migas sebesar 40,94 persen disebabkan karena meningkatnya impor minyak mentah yang naik sebesar 83,36 persen," katanya dalam rilis BPS, Selasa (15/8/2023).

Baca Juga: Jokowi Berminat Impor Minyak Rusia, Sandiaga: Bayarnya Pakai Rubel 

2. Mayoritas impor untuk bahan baku penolong

Impor Minyak Mentah Melonjak 83,36 Persen di Juliilustrasi impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Berdasarkan penggunaannya, impor barang konsumsi mencapai 2,09 miliar dolar AS pada Juli 2023, impor bahan baku penolong sebesar 13,92 miliar dolar AS, dan impor barang modal sebesar 3,56 miliar dolar AS.

"Impor bahan baku penolong menyumbang sekitar 71,11 persen dari total impor di bulan Juli 2023," tuturnya.

Dijelaskan lebih lanjut nilai impor mengalami peningkatan untuk seluruh jenis penggunaan pada Juli dibandingkan Juni 2023. Impor barang konsumsi mengalami peningkatan tertinggi, yaitu sebesar 31,89 persen, didorong oleh peningkatan impor kapal, perahu, dan struktur terapung, serta sayuran dan daging hewan.

Impor bahan baku penolong naik 12,57 persen, utamanya didorong oleh peningkatan impor komoditas bahan bakar mineral, mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya, serta mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya.

"Ada pun untuk impor barang modal naik 11,18 persen yang terutama didorong oleh peningkatan impor komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya, kendaraan dan bagiannya, serta instrumen optik, fotografi, sinematografi, dan medis," kata Amalia.

3. Nilai impor dari Januari hingga Juli mengalami penurunan

Impor Minyak Mentah Melonjak 83,36 Persen di Juliilustrasi impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Meskipun dari Juni ke Juli terjadi peningkatan, total impor pada periode Januari hingga Juli 2023 yang sebesar 128,30 miliar dolar AS turun 6,71 persen jika bandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

"Adapun impor nonmigas mencapai 108,52 miliar dolar AS atau turun sebesar 4,47 persen, sedangkan impor migas mencapai 19,77 miliar dolar AS atau turun sebesar 17,34 persen," sebutnya.

Berdasarkan penggunaannya, pada periode Januari sampai dengan Juli 2023, nilai impor tertinggi masih terjadi pada bahan baku penolong, yaitu sebesar 93,98 miliar dolar AS.

Jika kita bandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, impor bahan baku penolong mengalami penurunan sebesar 12 persen yang utamanya didorong oleh penurunan ekspor komoditas terutama kapas, garam, belerang, batu dan semen, plastik dan barang dari plastik, serta besi dan baja.

"Sementara itu impor barang konsumsi dan barang modal mengalami kenaikan dengan masing-masing kenaikan sebesar 6,36 persen dan 14,71 persen," tambahnya.

Baca Juga: Pemerintah Mau Larang Marketplace Jual Barang Impor di Bawah 100 Dolar

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya