Inflasi AS Masih Tinggi, Nilai Tukar Rupiah Terkoreksi Pagi Ini

Masih ada peluang menguat

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah terkoreksi pada pembukaan perdagangan, Rabu (15/2/2023). Mata uang Garuda melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pagi ini.

Mengutip Bloomberg, kurs rupiah melemah tipis sebanyak 4 poin ke level Rp15.170,5 per dolar AS pada pembukaan perdagangan. Hingga pukul 09.20 WIB, rupiah sudah melemah sebanyak 18 poin atau 0,12 persen ke Rp15.184,5 per dolar AS.

Laju rupiah hari ini membalikkan tren positif pada penutupan perdagangan Selasa (14/2), yang menguat sebanyak 38 poin atau 0,25 persen ke level Rp15.166,5 per dolar AS.

1. Rupiah masih punya peluang menguat

Analis PT Sinarmas Futures, Ariston Tjendra menyoroti data inflasi konsumen AS bulan Januari yang semalam masih menunjukkan kenaikan 6,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), walaupun kenaikannya masih di bawah bulan sebelumnya 6,5 persen.

Angka tersebut memang menunjukkan bahwa inflasi AS masih tinggi, di atas target 2 persen tapi masih dalam jalur penurunan. Setidaknya, pasar mungkin akan sedikit lega karena inflasi tidak naik melebihi bulan sebelumnya.

"Rupiah berpeluang menguat lagi terhadap dolar AS hari ini," ujar Ariston.

Sentimen positif juga datang dari dalam negeri terkait kebijakan devisa hasil ekspor (DHE) yang sedang disiapkan oleh pemerintah. Hal itu diyakini dapat berdampak positif bagi rupiah karena akan semakin banyak devisa yang masuk ke dalam negeri.

"Dari dalam negeri kebijakan pemerintah yang baru soal DHE mungkin bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah, di samping optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2023 ini," tambahnya.

Baca Juga: Indeks: Pengertian, Macam dan Nomor Indeks

2. Naiknya imbal hasil obligasi AS hambat rupiah

Sedangkan analis DCFX Futures, Lukman Leong memperkirakan bahwa nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan tetap di jalur pelemahan pada perdagangan hari ini.

"Rupiah diperkirakan akan melemah oleh naiknya imbal hasil obligasi AS setelah rilis data inflasi AS yang lebih tinggi dari perkiraan," kata Lukman.

Di sisi lain, investor masih menantikan data neraca perdagangan Indonesia yang akan diumumkan hari ini, yang kemungkinan masih akan surplus.

"Diperkirakan akan kembali mengalami surplus, ini dapat sedikit mendukung rupiah, apalagi apabila surplus lebih besar dari perkiraan dikisaran 3 miliar dolar AS," tambahnya.

3. Proyeksi pergerakan rupiah hari ini

Lukman memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini akan berkisar antara Rp15.100-Rp15.250 per dolar AS.

Sementara Ariston memperkirakan rupiah berpotensi mengalami penguatan ke arah Rp15.100 dengan resistensi di kisaran Rp15.180 per dolar AS.

Baca Juga: IHSG di Zona Merah, Ini Saham-saham yang Malah Cuan

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya