Investor Ambil Risiko, Rupiah Berhasil Kalahkan Dolar AS Sore Ini

Menguat 51,5 poin pada penutupan perdagangan

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah berhasil meredupkan dolar AS pada penutupan perdagangan, Selasa (11/7/2023). Rupiah menguat ke Rp15.153 per dolar AS sore ini.

Mengutip Bloomberg, mata uang Garuda menguat sebanyak 51,5 poin atau 0,34 persen pada penutupan. Sedangkan pada pembukaan perdagangan pagi tadi, rupiah melemah 1,5 poin ke Rp15.206 per dolar AS. Namun, selepas pembukaan, rupiah langsung menguat 9,5 poin atau 0,06 persen ke Rp15.195 per dolar AS

Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis Pagi Ini, Bakal Berlanjut Seharian?

1. Nilai tukar rupiah berdasarkan kurs tengah BI

Nilai tukar rupiah juga menguat di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI), ke Rp15.162 per dolar AS pada Selasa, 11 Juli 2023.

Kurs mata uang Garuda hari ini lebih kecil dibandingkan posisi pada Senin, 10 Juli yang ada di level Rp15.192 per dolar AS. Dengan kata lain, rupiah menguat 30 poin.

2. Pelaku pasar ambil risiko bikin rupiah perkasa

Analisa pasar uang, Lukman Leong mengatakan rupiah dan mata uang Asia pada umumnya menguat terhadap dolar AS. Itu terjadi di tengah sentimen risk on, di mana para investor cenderung mencari aset dengan tingkat pengembalian yang lebih tinggi dan lebih berisiko.

"Dipicu oleh harapan dukungan stimulus pada pasar oleh pemerintah China," ujar Lukman.

Dia menambahkan, investor juga mengantisipasi data inflasi AS yang dirilis besok, Rabu (12/7/2023) yang diperkirakan akan kembali menunjukkan moderasi pada tingkat harga, sehingga meredakan ekspektasi pada prospek suku bunga the Fed.

3. Proyeksi nilai tukar rupiah besok

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, dolar melemah hari ini setelah pejabat bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) mengisyaratkan sudah dekatnya akhir siklus pengetatan suku bunga.

Dikatakan Ibrahim, beberapa pejabat the Fed mengatakan bahwa bank sentral kemungkinan perlu menaikkan suku bunga lebih lanjut untuk menurunkan inflasi. Tetapi, akhir dari siklus pengetatan kebijakan moneter saat ini semakin dekat.

"Pasar sekarang memusatkan perhatian mereka pada data inflasi AS yang akan dirilis pada hari Rabu," ujarnya.

Perhatian juga tertuju pada data yang dirilis pada Senin kemarin, menunjukkan bahwa China berada di ambang deflasi konsumen. Itu terjadi di tengah kondisi ekonomi yang memburuk di negara tersebut.

"Namun hal ini juga meningkatkan ekspektasi bahwa pemerintah (China) akan meluncurkan lebih banyak langkah pengeluaran darurat untuk menopang pertumbuhan," tambahnya.

Dia memproyeksikan nilai tukar rupiah pada perdagangan, Rabu (12/7) bakal bergerak pada rentang Rp15.130-Rp15.220 per dolar AS, dengan potensi menguat.

Baca Juga: Pasar Uang: Pengertian, Ciri-ciri, Tujuan, Fungsi dan Instrumen

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya