Jokowi Segera Umumkan Proyek Energi Surya Terbesar di Asia Tenggara

Skala lebih dari 10 gigawatt

Jakarta, IDN Times - Presiden Joko "Jokowi" Widodo akan segera mengumumkan rencana pembangunan industri energi surya terbesar di Asia Tenggara, paling cepat akhir Juli ini.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Dadan Kusdiana mengatakan, proyek pengembangan energi surya yang akan dilakukan bisa menjadikan Indonesia sebagai negara penghasil energi surya terbesar di kawasan Asia Tenggara.

"Akan ada pengumuman besar soal peluncuran industri panel surya terintegrasi yang akan disampaikan oleh Presiden akhir bulan (Juli) ini atau awal bulan depan (Agustus). Indonesia mungkin akan jadi yang terbesar di kawasan yang memiliki industri tenaga surya terintegrasi di kawasan ini untuk mendukung 23 persen EBT dan net zero emission," katanya dikutip dari laman resmi Kementerian ESDM, Kamis (27/7/2023).

1. Indonesia sudah tunjuk partner untuk bekerja sama

Jokowi Segera Umumkan Proyek Energi Surya Terbesar di Asia TenggaraIlustrasi panel surya. (IDN Times/Dhana Kencana)

Pemerintah sudah menggandeng sejumlah negara ASEAN sebagai mitra strategis untuk mewujudkan industri panel surya terintegrasi.

Dikatakan Dadan, peluang rencana kerja sama untuk membangun industri panel surya terintegrasi termasuk mitra investor maupun lokasi pembangunan proyek.

"Sekarang kita sudah mengamankan partner, tapi saya tidak akan mengumumkan siapa. Diskusi sudah sangat intens. Kita sudah berkunjung ke sana. Mereka sudah kunjungan ke sini, sudah ada lokasi yang dipilih. Tapi nanti Presiden yang akan umumkan," ujarnya.

Baca Juga: Kasus TPPO Online Scamming di Asia Tenggara Makin Tinggi

2. Skala proyek energi surya Indonesia tembus 10 gigawatt

Jokowi Segera Umumkan Proyek Energi Surya Terbesar di Asia TenggaraPT PLN (Persero) memasang fasilitas pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) di Pulau Derawan Berau Kaltim. Foto PLN

Terkait skalanya proyek tersebut, dikatakan Dadan, memiliki skala yang cukup besar, yakni di atas 10 gigawatt (GW).

"Kalau yang kita pahami, ini besar di atas 10 gigawatt, bahkan di atas itu. Jadi industri ini sangat besar, berasal dari (negara) produsen yang memiliki kontribusi market share yang signifikan di dunia produksi panel surya ini," tuturnya.

Da menjelaskan, pasar tenaga surya di kawasan ASEAN cukup besar seiring banyaknya negara-negara di kawasan tersebut yang sudah memproduksi rantai pasok tenaga surya. Dari total 73 GW kapasitas manufaktur listrik tenaga surya di ASEAN, separuhnya telah dipasok oleh ASEAN.

"Indonesia juga berusaha memberikan kontribusi yang baik khususnya dalam penyediaan energi berkelanjutan, sehingga isu strategis surya ini bisa dipandang dalam peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN," ujarnya.

3. Indonesia kejar target capaian energi terbarukan 23 persen

Jokowi Segera Umumkan Proyek Energi Surya Terbesar di Asia TenggaraIlustrasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). (IDN Times/Dhana Kencana)

Dadan menyebut potensi energi surya yang menjanjikan, perkembangan inovasi teknologi, serta biaya yang semakin ekonomis tentunya akan dimanfaatkan pemerintah untuk membangun industri panel surya terintegrasi.

"Ini akan membantu pencapaian target 23 persen energi baru terbarukan dan net zero emission. Ini juga akan membantu kawasan untuk mencapai target tersebut," sebutnya.

Dia menambahkan, ASEAN juga punya target porsi energi baru terbarukan (EBT) pada bauran energi sebesar 23 persen sesuai ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC).

"Ini target bersama, jadi saat ini target kita memberikan kontribusi," tambah Dadan.

Baca Juga: PBB: Negara Asia-Pasifik Harus Tanggap Hadapi Perubahan Iklim

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya