Larangan Ekspor Bauksit Diklaim Bisa Ciptakan 13 Ribu Lowongan Kerja

Diperlukan investasi Rp455 triliun

Jakarta, IDN Times - Indonesia membutuhkan investasi ratusan triliun rupiah untuk mengoptimalkan kebijakan larangan ekspor bijih bauksit. Kebijakan tersebut sejalan dengan upaya mendorong industri pengolahan dan pemurnian bauksit di dalam negeri.

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan bahwa Indonesia mengekspor bijih bauksit dan konsentratnya sebesar 17,8 juta ton pada 2022. Ketika nantinya itu dilarang diekspor maka akan diolah menjadi alumina dengan kapasitas 8,9 juta ton.

"Apabila bijih bauksit ini dihilirisasi menjadi alumina maka bisa diproduksi sekitar 8,9 juta ton alumina, yang akan dapat menyerap tenaga kerja sebesar 13 ribu orang dengan potensi kebutuhan investasi sebesar Rp104 triliun," kata Agus dalam rapat kerja (raker) Komisi VII DPR, Selasa (14/2/2023).

Baca Juga: Larangan Ekspor Bauksit Indonesia Disebut Bakal Untungkan Malaysia

1. Alumina kemudian diolah menjadi aluminium ingot

Larangan Ekspor Bauksit Diklaim Bisa Ciptakan 13 Ribu Lowongan Kerjaalumina yang dileburkan lantas berubah menjadi aluminium cair (dok. IDN Times/Dayu Yudana/bt)

Produk alumina pun akan kembali diolah menjadi aluminium ingot guna meningkatkan nilai tambahnya. Untuk ini, dibutuhkan investasi sekitar Rp455 triliun.

"Apabila dilakukan hilirisasi dari alumina menjadi aluminium ingot akan menjadi 4,5 juta ton aluminium ingot, yang dapat menyerap tambahan tenaga kerja sebesar 36.885 orang dengan nilai investasi atau kebutuhan investasi sebesar Rp455 triliun," tutur Agus.

2. Pemerintah juga akan setop ekspor tembaga untuk hilirisasi

Larangan Ekspor Bauksit Diklaim Bisa Ciptakan 13 Ribu Lowongan KerjaIlustrasi Tambang (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemerintah juga akan melarang ekspor tembaga mentah pada tahun ini, menyusul kebijakan serupa yang telah berlaku untuk nikel disusul bauksit per Juni nanti.

Menperin menjelaskan, bijih tembaga dan konsentrat yang diekspor pada tahun lalu mencapai 3,1 juta ton. Setelah ekspor disetop, komoditas ini dapat ditingkatkan nilai tambahnya menjadi copper cathode (katoda tembaga).

"Apabila dilakukan hilirisasi menjadi katoda tembaga, kami hitung dapat menyerap tenaga kerja sebesar 1.045 orang dan kebutuhan investasi sebesar Rp5,5 triliun," jelas Agus.

Baca Juga: [WANSUS] Jokowi Setop Ekspor Bauksit, Pengusaha Ungkap Ancaman PHK

3. Pemerintah akan genjot hilirisasi feronikel

Larangan Ekspor Bauksit Diklaim Bisa Ciptakan 13 Ribu Lowongan KerjaIlustrasi Tambang (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemerintah juga akan membatasi ekspor feronikel (FeNi) dan nickel pig iron (NPI). Komoditas yang tahun lalu diekspor sebanyak 5,8 juta ton ini berpotensi dilakukan hilirisasi menjadi slab stainless steel sebanyak 1,07 juta ton.

"Apabila dilakukan hilirisasi ke slab stainless steel akan dapat menyerap tambahan tenaga kerja sebesar 8.661 orang dengan kebutuhan investasi tambahan Rp15 triliun," ujar Agus.

Peningkatan nilai tambah masih bisa dilakukan dari slab stainless steel menjadi hot rolled stainless steel dengan kapasitas 1,07 juta ton, dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 5.573 orang, dan kebutuhan investasi Rp8,5 triliun.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya