Pastikan Likuiditas Aman, BRI Kebut Penyaluran Kredit

Likuditas terjaga meski di tengah pengetatan bank sentral

Jakarta, IDN Times - Direktur Utama PT BRI (Persero) Tbk Sunarso memastikan likuiditas bank BRI dalam posisi yang sangat aman. Untuk itu, pihaknya bakal mendorong penyaluran kredit.

Dia menerangkan saat ini perbankan dihadapkan pada situasi inflasi tinggi, dan bank sentral juga melakukan pengetatan likuiditas di pasar.

"Artinya likuditas di pasar juga ketat, terus kita mau tumbuh kan butuh likuiditas, dan kemudian ternyata kita juga likuditas kita terkelola dengan baik," kata Sunarso dalam Gathering BRI-Media di Jakarta, Selasa (12/9/2023).

Baca Juga: BRI Peduli Benahi Papan Informasi di Pasar Pekalongan, Makin Informatif

1. Penyaluran kredit masih perlu dioptimalkan

Pastikan Likuiditas Aman, BRI Kebut Penyaluran KreditDirektur Utama PT BRI (Persero) Tbk Sunarso memaparkan kinerja keuangan BRI. (IDN Times/Uni Lubis)

Di tengah likuditas yang sangat aman, menurutnya loan to deposit ratio (LDR) BRI belum optimal, di mana perbandingan total penyaluran kredit terhadap total dana yang diterima baru berada di level 87,26 persen per Juni 2023.

"Artinya apa? kalau ditanya likuiditasmu aman gak? saya jawab sangat aman. Tapi dari sisi optimal, saya katakan belum optimal karena apa? yang optimal tentunya loan to deposit ratio itu berkisar antara 90 sampai 92 persen menurut saya," kata Sunarso.

Oleh karena itu, dia akan terus mendorong penyaluran kredit oleh bank milik negara itu agar LDR BRI menyentuh level optimal di kisaran 90 sampai 92 persen.

Baca Juga: BRI Raup Laba Rp29,56 Triliun di Semester I 2023

2. Kredit bermasalah terjaga di level aman

Pastikan Likuiditas Aman, BRI Kebut Penyaluran KreditDirektur Utama PT BRI (Persero) Tbk Sunarso memaparkan kinerja keuangan BRI. (IDN Times/Uni Lubis)

Di tengah upaya mendorong penyaluran kredit, BRI juga tetap menjaga kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di level aman dengan posisi di level 2,9 persen per Juni 2023. Terjaganya NPL berkat manajemen risiko yang memadai.

"Perlu saya sampaikan berulang-ulang kalau kita bisnis di segmen mikro dan UMKM itu masalahnya adalah operational cost-nya tinggi, operational risk-nya tinggi, termasuk juga operational risk yang sering kemudian muncul menjadi credit risk," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Sunarso, dengan risiko yang tinggi itu, wajar apabila NPL bank berada di atas 3 persen dan di bawah 4 persen.

"NPL itu ya di atas 3 persen, di bawah 4 persen masih wajar. Jadi kalau kita main di mikro, ultra mikro kita bisa memiliki NPL di bawah 3 persen seperti yang kita punya ini, 2,9 persen ini sesungguhnya menunjukkan bahwa kualitas aset kita sangat terjaga dengan baik," tuturnya.

Baca Juga: 5 Cara Membuat Kartu Kredit BRI dan Syaratnya

3. Kinerja kredit BRI per Juni 2023

Pastikan Likuiditas Aman, BRI Kebut Penyaluran KreditDirektur Utama PT BRI (Persero) Tbk Sunarso memaparkan kinerja keuangan BRI. (IDN Times/Uni Lubis)

Per Juni 2023, BRI bersama anak usaha menyalurkan kredit sebesar Rp1.104,79 triliun atau naik 8,75 persen yoy. Penyaluran kredit kepada seluruh segmen pinjaman tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama adalah segmen mikro yang naik 15,07 persen year-on-year (yoy).

Kredit konsumer tumbuh 5,27 persen yoy, korporasi naik 3,76 persen yoy, serta segmen kecil dan menengah bertambah 2,71 persen yoy.

Portofolio kredit UMKM perseroan tumbuh 9,81 persen yoy. Meningkatnya fungsi intermediasi emiten bank bersandi BBRI ini berkontribusi positif terhadap pendapatan bunga yang naik 9,9 persen yoy. Sementara itu, beban bunga turun 18,3 persen yoy.

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya