Pemerintah Bilang Industri Tekstil-Sepatu Bergeliat, Kok PHK Massal?

Pemerintah ungkap bisnis tekstil dan sepatu masih tumbuh

Bogor, IDN Times - Pemerintah mengungkapkan data bahwa industri tekstil dan alas kaki atau sepatu masih bergeliat. Oleh karenanya, agak membingungkan jika sampai terjadi badai pemutusan hubungan kerja (PHK) hingga puluhan ribu buruh di sektor tersebut.

Plt. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Abdurohman, memaparkan bahwa ekspor pada industri tekstil dan alas kaki masih tumbuh tinggi.

"Jadi ekspor untuk tekstil, produk tekstil ini HS 61, 62, dan juga 64 ya alas kaki, ini tumbuhnya masih sangat tinggi, sampai posisi September di kuartal III. Jadi ini menunjukkan bahwa kinerja di tekstil sebenarnya masih cukup tinggi," katanya dalam media gathering di Bogor, Jumat (4/11/2022) malam.

Baca Juga: Halau Badai PHK, Pemerintah Diminta Perkuat Daya Beli Masyarakat

1. Keuangan perusahaan tekstil juga dinilai masih cukup baik

Pemerintah Bilang Industri Tekstil-Sepatu Bergeliat, Kok PHK Massal?Ilustrasi laporan keuangan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Ditilik secara koorporasi, lanjut dia, perusahaan tekstil juga masih punya performa yang baik dari sisi keuangan ditunjukkan dari pendapatan dan penjualan dari sektor tekstil, terutama pada kuartal I dan II.

"Bahkan kalau dibandingkan dengan industri manufaktur untuk tekstil ini tumbuhnya double digit ya, sementara industri manufaktur berkisar di sekitar 5 persen untuk penjualan dari total industri manufaktur ya. Di tekstilnya sendiri bahkan double digit di atas 10 persen. Jadi ini agak pazling kalau misalkan terjadi PHK," tuturnya.

Baca Juga: Gawat! 22.500 Buruh Pabrik Sepatu Kena PHK  

2. Pemerintah masih dalami kebenaran soal PHK massal industri tekstil dan sepatu

Pemerintah Bilang Industri Tekstil-Sepatu Bergeliat, Kok PHK Massal?Ilustrasi (IDN Times/Arief Rahmat)

Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Made Arya Wijaya mengatakan, pihaknya masih mendalami apakah benar terjadi PHK besar-besaran pada industri tekstil dan alas kaki. Apalagi ada pernyataan yang mencuat bahwa sudah ada 73 ribu pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja.

"Sedang didalami apakah betul memang terjadi PHK massal sampai 73 ribu, karena kalau menurut hasil penelitian teman-teman Kementerian Keuangan yang ada di Jawa Barat ini dilaporan sebenernya belum terjadi PHK secara massal," tutur Made.

Tapi, lanjut dia, memang banyak perusahaan yang sudah mulai mengurangi produksi dan mulai menggilir jam kerja pegawainya. Jadi arah untuk terjadinya PHK mungkin bisa saja jadi.

3. Pengusaha mengaku permintaan ekspor turun sehingga terjadi PHK

Pemerintah Bilang Industri Tekstil-Sepatu Bergeliat, Kok PHK Massal?Ilustrasi Ekspor (IDN Times/Aditya Pratama)

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo) Firman Bakri menuturkan, sebanyak 22.500 buruh di pabrik alas kaki atau sepatu telah terkena pemutusan hubungan kerja karena penurunan permintaan di pasar luar negeri. Sebab, dunia sedang mengalami pelemahan ekonomi.

"Sementara ini angka di kita ada kisaran 22.500 tenaga kerja (yang terkena PHK)," katanya kepada IDN Times.

Dia menjelaskan beberapa pabrik sejak awal semester II-2022 sudah mengalami penurunan order sekitar 40 sampai 50 persen. Itu akan berlanjut sampai tahun depan, setidaknya orderan akan terpangkas hingga 50 persen sampai semester I-2023.

Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API), Jemmy Kartiwa mengatakan, penurunan permintaan ekspor terjadi sejak Agustus sudah di kisaran 30 persen. Kalau kondisinya tidak membaik maka penurunannya akan lebih tajam lagi hingga akhir tahun.

"(Jumlah karyawan) dirumahkan, itu laporan ke asosiasi di kisaran 45 ribu, per September kemarin," katanya kepada IDN Times.

Pada praktiknya, karyawan tidak hanya dirumahkan, ada pula yang kontraknya tidak diperpanjang atau dengan kata lain mengalami hal yang sama seperti pemutusan hubungan kerja.

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya