Perusahaan Pengapalan Terbesar di Dunia Lirik Investasi di RI

Mau garap Pelabuhan New Tanjung Priok

Jakarta, IDN Times - Salah satu perusahaan pengapalan dan transportasi peti kemas terbesar di dunia asal Prancis, CMA/CGM Group berminat untuk berinvestasi di Indonesia untuk pembangunan Pelabuhan New Tanjung Priok di Jakarta.

Keinginan tersebut disampaikan oleh Vice-President of Public Affairs dari CMA/CGM Group, Patrice Bergamini kepada Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara ASEAN-EU Business Summit di Brussel, sebagai bagian dari rangkaian acara KTT Peringatan ASEAN-EU.

“Kami ingin menjajaki kemungkinan untuk melakukan kerja sama investasi dalam rencana pembangunan Pelabuhan New Tanjung Priok di Jakarta. Hal ini juga merupakan bentuk dukungan kami terhadap strategi Indo-Pasifik dengan berpartisipasi dalam berbagai proyek konkret khususnya infrastruktur kepelabuhanan di Indonesia,” kata Bergamini dalam keterangan tertulis Kemenko Perekonomian, Rabu (14/12/2022).

Baca Juga: Pemerintah Pamer Prospek Investasi Jumbo US$30,9 Miliar, Ini Daftarnya

1. CMA/CGM ingin menjalin kerja sama lebih baik dengan Indonesia

Perusahaan Pengapalan Terbesar di Dunia Lirik Investasi di RIIlustrasi Kapal (IDN Times/Sukma Shakti)

Bergamini menyampaikan, CMA/CGM memiliki pengalaman yang panjang. Pihaknya telah menjalin kerja sama yang intensif dengan beberapa negara seperti India, Australia, Afrika, dan beberapa negara di kawasan Teluk. Harapannya adalah CGM/CMG Group dapat menjalin kerja sama yang lebih baik dan lebih besar dengan Indonesia.

Setidaknya, perusahaan tersebut mempunyai perwakilan di 160 negara melalui 400 kantor, 750 gudang, 130.000 karyawan, dan 566 armada kapal, serta melayani 420 dari 521 pelabuhan komersial dunia dengan mengoperasikan sebanyak 257 jalur pelayaran.

Baca Juga: 3 Strategi Investasi Saham Akhir Tahun

2. Minta tak pakai bendera Indonesia di kapalnya

Perusahaan Pengapalan Terbesar di Dunia Lirik Investasi di RIIlustrasi kapal. (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, Bergamini juga menyampaikan concern terkait kemungkinan pemberian izin dari pemerintah Indonesia untuk kapal yang berbendera bukan Indonesia. Tujuannya supaya dapat membawa kargo internasional baik dari maupun menuju pelabuhan-pelabuhan yang ada di Indonesia.

Namun, Airlangga menjelaskan, sesuai ketentuan perundang-undangan di Indonesia saat ini berlaku asas Cabotage yang mewajibkan penggunaan kapal berbendera Indonesia ketika beroperasi di perairan nasional Indonesia.

"Untuk itu, CMA/CGM Group dipersilahkan untuk menjajaki potensi kerja sama lebih lanjut dengan perusahaan di Indonesia sesuai ketentuan yang ada,” tegas Airlangga.

Baca Juga: 7 Tips Membeli Emas untuk Investasi Masa Depan

3. Pemerintah Indonesia tawarkan solusi untuk CMA/CGM Group

Perusahaan Pengapalan Terbesar di Dunia Lirik Investasi di RIMenteri Koordinator Bidang Perekonomian sekaligus Ketua Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN), Airlangga Hartarto (dok. Youtube Kemenko Maritim dan Investasi)

Pemerintah Indonesia memberikan salah satu solusi alternatif yang dikemukakan oleh  Airlangga, yakni mendorong CMA/CGM Group untuk melakukan investasi yang lebih besar di Indonesia, termasuk bermitra dengan perusahaan perkapalan atau logistik yang ada di Indonesia.

Airlangga juga menjelaskan update dan proyeksi ekonomi Indonesia ke depan, yang menggambarkan optimisme dan resiliensi perekonomian Indonesia yang sangat baik, bersama negara-negara di Kawasan regional ASEAN.

Sejalan dengan itu, Bergamini juga sependapat tahun depan ekonomi Indonesia cukup baik dan akan mendorong peningkatan perdagangan internasional dan pengangkutan kargo melalui laut.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya