RI Usul ke Kanada Dirikan Organisasi Negara Penghasil Nikel
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Indonesia mengusulkan inisiatif untuk mendirikan organisasi negara penghasil nikel, layaknya OPEC yang merupakan organisasi negara pengekspor minyak bumi.
Hal itu disampaikan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, saat melakukan pertemuan dengan Menteri Perdagangan Internasional, Promosi Ekspor, Usaha Kecil dan Pembangunan Ekonomi Kanada, Mary Ng, di sela-sela rangkaian perhelatan G20 Summit di Bali, Indonesia.
Pertemuan tersebut juga mengeksplorasi peluang kerja sama kedua negara dan kolaborasi untuk optimalisasi sumber daya alam secara berkelanjutan.
1. Indonesia dan Kanada bisa koordinasikan kebijakan nikel
Menurut Bahlil, organisasi seperti OPEC untuk negara penghasil nikel dapat mengoordinasikan dan menyatukan kebijakan komoditas nikel.
Terlebih lagi, Indonesia saat ini sedang memprioritaskan hilirisasi sumber daya alam dalam rangka pengembangan ekosistem kendaraan listrik.
“Selama ini yang kami lihat, negara-negara industri produsen kendaraan listrik melakukan proteksi. Akibatnya, negara penghasil bahan baku baterai tidak memperoleh pemanfaatan nilai tambah yang optimal dari industri kendaraan listrik. Melalui kolaborasi tersebut, kita harap semua negara penghasil nikel bisa mendapat keuntungan melalui penciptaan nilai tambah yang merata,” kata Bahlil pada Rabu (16/11/2022).
Baca Juga: Kanada Hadir di KTT G20, Ini Potret Justin Trudeau di Bali
2. Menteri Kanada sambut baik usulan Bahlil
Editor’s picks
Mary menyambut baik usulan Bahlil. Dia menyampaikan bahwa pekerjaan rumah selanjutnya adalah bekerja bersama dan mengeksplorasi peluang kolaborasi.
Kedua negara sudah memiliki visi yang sejalan terkait optimalisasi sumber daya alam secara berkelanjutan yang juga memberikan benefit secara ekonomi. Pemerintah Kanada juga menginisiasi transisi ekonomi ke arah ekonomi hijau, terutama dalam hal menciptakan lapangan pekerjaan hijau.
“Pada prinsipnya, kami meyakini bahwa kolaborasi perlu dilakukan dengan partner yang dapat dipercaya, dan Indonesia termasuk partner yang tepat,” ujar Mary.
3. Indonesia komitmen selesaikan perjanjian kerja sama ekonomi dengan Kanada
Bahlil juga menyampaikan komitmen untuk mendukung penyelesaian perjanjian kerja sama ekonomi Indonesia-Kanada (Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement/Indonesia-Canada CEPA).
Dia berjanji akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian, untuk mengakselerasi penyelesaian perjanjian tersebut.
Pemerintah Kanada, tambah Mary, ingin menciptakan sebuah kerangka yang akan memberikan investor kepastian dalam melakukan usahanya di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan minat investor asal Kanada dalam berinvestasi.
Baca Juga: Kanada Sebut Kehadiran China Semakin Mengganggu di Indo-Pasifik