Rupiah Babak Belur, BCA Respons Positif Kenaikan Suku Bunga Acuan BI 

Demi jaga nilai tukar rupiah

Jakarta, IDN Times - PT Bank Central Asia Tbk (BCA) merespons positif kenaikan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen. Bank Indonesia (BI) dinilai sudah tepat mengambil langkah tersebut.

Sebab, kata Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja, rupiah sudah terkoreksi atau melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hingga 8 persen sejak awal 2022. Jadi, kenaikan suku bunga acuan BI diharapkan dapat menahan pelemahan.

"Kalau kita lihat memang rupiah kita sudah terkoreksi sejak awal tahun Rp14.265 kalau saya gak salah, menjadi sekitar Rp15.500 hari ini, mungkin (terkoreksi) sekitar 7,5 sampai hampir 8 persen ya, saya pikir ya, dan ini memang perlu juga ada penyesuaian. Jadi, saya setuju dengan kenaikan (suku bunga acuan) 50 basis poin," katanya dalam paparan kinerja BCA, Kamis (20/10/2022).

Baca Juga: Tok, BI Kerek Suku Bunga Acuan Jadi 4,75 Persen!

1. Kenaikan suku bunga BI sesuai ekspektasi

Rupiah Babak Belur, BCA Respons Positif Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Ilustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurutnya, langkah bank sentral menaikkan suku bunga acuan sesuai ekspektasi pasar, yang mana BI melakukan itu untuk menjaga agar rupiah tidak terdepresiasi lebih dalam. Sejauh ini menurutnya daya tahan rupiah lebih baik dibandingkan mata uang lainnya yang juga melemah terhadap dolar AS.

"Kita memang sudah mengekspek ya bahwa akan terjadi kenaikan 50 basis poin, karena kalau kita lihat secara keseluruhan Fed Rate (bunga acuan bank sentral AS) itu sudah naik 3 persen, 300 basis poin," ujar Jahja.

Baca Juga: Modal Asing Rp32 Triliun Cabut dari RI selama Q3 2022 

2. The Fed kemungkinan menaikkan suku bunga 75 basis poin di November

Rupiah Babak Belur, BCA Respons Positif Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Gedung Federal Reserve System (The Fed) Amerika Serikat (federalreserve.gov)

Berdasarkan bocoran yang diterima Jahja, the Fed akan lanjut menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin pada November mendatang.

"Akan ada lagi kenaikan segera katanya di awal November atau pertengahan November. Terakhir saya dapat info tanggal 2 November katanya itu sekitar 75 basis poin, diperkirakan ya," sebutnya.

Kenaikan suku bunga acuan BI pun sejauh ini masih jauh di bawah the Fed. BI telah menaikkan suku bunga sebanyak 3 kali dengan akumulasi sebesar 175 basis poin, dibanding the Fed yang sampai awal November diperkirakan akan mencapai 375 basis poin.

Baca Juga: Suku Bunga BI Tak Mempan, Rupiah Berpotensi Ambruk ke Rp15.600 

3. Kenaikan suku bunga BI belum terlalu direspons pasar

Rupiah Babak Belur, BCA Respons Positif Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Kantor Bank Indonesia (BI). IDN Times/Hana Adi Perdana

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pasar kurang merespons kenaikan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75 persen.

"Itu bisa terlihat dari pelemahan mata uang rupiah saat ini, 73,5 basis poin," kata Ibrahim.

Tak hanya suku bunga acuan, BI juga menaikkan suku bunga Deposit Facility sebesar basis poin menjadi 4 persen, dan suku bunga Lending Facility sebesar 50 basis poin menjadi 5,5 persen.

Menurut Ibrahim, pelemahan rupiah masih relatif terbatas, dan saat ini masih undervalued. Artinya nilai rupiah saat ini masih lebih rendah dari nilai
fundamentalnya.

"Penguatan dolar yang terjadi saat ini bukan hanya terjadi terhadap nilai tukar rupiah, tetapi juga mata uang negara lainnya sehingga pemerintah dan Bank Indonesia tidak usah panik dalam menyikapi pelemahan mata uang rupiah ini. Yang harus dilakukan oleh Bank Indonesia maupun pemerintah adalah melakukan intervensi secara terukur, karena apa? bahwa fundamental ekonomi kita masih cukup bagus," ujarnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya