Rupiah Roboh Pagi Ini Usai The Fed Beri Sinyal Hawkish

Melemah 108,5 pada pembukaan perdagangan

Jakarta, IDN Times - Nilai tukar atau kurs rupiah melemah signifikan pada pembukaan perdagangan, Rabu (22/11/2023). Mata uang Garuda mengawali perdagangan di level Rp15.548,5 per dolar AS.

Seperti dikutip Bloomberg, rupiah melemah sebanyak 108,5 poin pada pembukaan perdagangan. Posisi rupiah pagi ini membalikkan tren positif pada penutupan perdagangan kemarin yang menguat 5 poin atau 0,03 persen.

1. Sinyal hawkish the Fed bikin rupiah roboh

Pengamat pasar keuangan, Lukman Leong memperkirakan rupiah akan balik arah menuju pelemahan pada hari ini. Sebab, the Fed menunjukkan nada lebih hawkish dari yang diharapkan investor.

Sikap hawkish dari bank sentral mengindikasikan kecenderungan untuk mengambil langkah-langkah yang lebih ketat terhadap kebijakan moneter demi menahan laju inflasi.

Mereka mengisyaratkan bahwa kebijakan ketat suku bunga tinggi masih akan tetap dipertahankan untuk beberapa saat.

"Rupiah diperkirakan akan melemah terhadap dolar AS yang rebound setelah the Fed tidak memberikan sinyal untuk memangkas suku bunga pada risalah pertemuan FOMC," ujar Lukman.

Untuk diketahui, jika the Fed menaikkan suku bunga, investor cenderung beralih ke aset denominasi dolar AS yang menawarkan tingkat pengembalian lebih tinggi. Hal itu dapat menyebabkan penurunan permintaan terhadap mata uang lain, termasuk rupiah, sehingga menurunkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Sebaliknya, penurunan suku bunga AS dapat membuat aset dolar kurang menarik, yang mungkin mendukung mata uang lain, termasuk rupiah.

Baca Juga: Bank Indonesia: Rupiah Terkendali, So Far So Good

2. Rupiah masih punya peluang menguat

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan, notulen rapat bank sentral AS atau Federal Reserve (the Fed) mengindikasikan mereka belum akan menaikan suku bunga acuannya. Sebab, inflasi AS mulai melandai.

Hal itu bisa membantu rupiah mempertahankan posisinya yang menguat terhadap dolar AS pada penutupan perdagangan kemarin.

"Rupiah mungkin masih bisa mempertahankan penguatannya terhadap dolar AS hari ini setelah notulen rapat bank sentral AS mengindikasikan bahwa the Fed belum akan menaikan suku bunga acuannya ke depan karena inflasi AS menurun," ujarnya.

Ditambah lagi, data penjualan rumah eksisting AS periode Oktober menunjukkan penurunan 4,1 persen lebih rendah dari penurunan bulan sebelumnya di 2,2 persen. Penurunan tersebut disebabkan suku bunga tinggi di AS.

"Pelemahan sektor perumahan bisa membantu menurunkan inflasi AS ke depannya," tambah Ariston.

3. Proyeksi nilai tukar rupiah hari ini

Lukman memproyeksikan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini akan menyentuh kisaran Rp15.450 hingga Rp15.550.

Sementara Ariston memproyeksikan penguatan rupiah hari ini ke arah Rp15.400 hingga Rp15.380, dengan potensi resisten di kisaran Rp15.500 per dolar AS.

Baca Juga: Daftar 5 Mata Uang Terendah di Dunia, Rupiah Nomor Berapa?

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya