Sebut Ada Provokator di Rempang, Luhut Harap Investor Tak Minggat

Luhut minta sosialisasi dilakukan dengan baik

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara atas konflik yang terjadi di Rempang, Batam, Kepulauan Riau. Bentrok sempat pecah antara pihak keamanan dan warga yang menolak direlokasi.

Warga akan direlokasi karena tanah yang mereka tempati akan dibangun Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City. Luhut lantas menyinggung adanya provokator.

"Yang provokator pasti ada itu. Tapi saya kira ndak ada masalah sebenarnya," kata Luhut di Pullman Central Park, Jakarta Barat, Selasa (19/9/2023).

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Rumah Baru bagi 700 KK Terdampak Rempang Eco-City

1. Luhut sebut warga pada dasarnya bersedia direlokasi

Sebut Ada Provokator di Rempang, Luhut Harap Investor Tak MinggatWarga Pulau Rempang, Batam yang bentrok dengan aparat karena menolak relokasi pada 7 September 2023. (Dokumentasi Istimewa)

Mantan Menkopolhukam itu menyebut, konflik yang terjadi belakangan ini kemungkinan karena pendekatan yang kurang pas. Namun, berdasarkan banyaknya pengalaman Luhut menangani pembebasan tanah, tidak ada masalah.

"Rakyat itu pada umumnya mau, ndak ada masalah karena kalau mereka direlokasi ada yang mau dikasih rumah dengan pekerjaan, sekolah dan sebagainya, dan ada juga yang mau uang saja cash," tuturnya.

Luhut juga sudah mengirim tim ke Rempang dan meminta agar warga yang mau direlokasi didengarkan suaranya. Jika rencana relokasi disosialisasikan dengan baik, menurutnya tidak menjadi masalah.

Baca Juga: Begini Isi Brosur yang Dibagikan Petugas Sosialisasi ke Warga Rempang

2. Berharap investor tidak kabur dari Batam

Sebut Ada Provokator di Rempang, Luhut Harap Investor Tak Minggatilustrasi investor (IDN Times/Aditya Pratama)

Rencananya, Xinyi Group, perusahaaan kaca terbesar di dunia bakal membangun industri kaca dan kaca panel surya di Rempang pada 2024.

Xinyi Glass sudah menyatakan komitmen investasinya senilai 11,6 miliar dolar AS atau sekitar Rp174 triliun (asumsi kurs Rp15.000 per dolar AS). Itu untuk pengembangan industri silika, kaca, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan sebagainya.

Luhut berharap Xinyi Group tidak membatalkan rencana investasinya di Batam dan pindah ke negara tetangga.

"Ya kita harapkan janganlah, dulu kan kekonyolan kita juga (investor) lari ke tempat lain. Jadi, kita sendiri itu harus introspeksi apa yang salah. Kita ndak boleh juga malu malu, kalau kita ada salah kita perbaikin," tambahnya.

Baca Juga: Temui Warga Rempang, Bahlil Janji Tak Akan Ganggu Lokasi Makam Leluhur

3. Total investasi di Rempang Eco-City diproyeksikan tembus Rp381 triliun

Sebut Ada Provokator di Rempang, Luhut Harap Investor Tak MinggatIlustrasi uang (IDN Times/Mardya Shakti)

Anggota Bidang Kebijakan Strategis BP Batam, Enoh Suharto Pranoto menerangkan, nilai investasi di kawasan Rempang Eco-City diproyeksikan mencapai Rp381 triliun untuk jangka panjang.

"Nanti ke depannya secara keseluruhan itu target investasinya Rp381 triliun yang secara keseluruhan 7 ribu hektare kalau gak salah," ujarnya di sela acara Infrastructure Forum and Edutainment Expo di Kota Kasablanka, Jakarta, Rabu (13/9/2023).

Topik:

  • Dheri Agriesta

Berita Terkini Lainnya