Sri Mulyani: Banyak Negara Terancam Gagal Bayar Utang

Akibat inflasi dan suku bunga tinggi

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan banyak negara yang terancam gagal bayar utang (default). Dia menjelaskan, hal itu disebabkan oleh tingginya inflasi dunia dan suku bunga.

"Maka akan terjadi kenaikan cost of fund dan juga kemungkinan terjadinya default dari banyak negara-negara yang selama ini sudah dalam posisi eksposur utang dan debt service-nya sangat tinggi," katanya dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10/2022).

Baca Juga: OPEC+ Pangkas Produksi Minyak, Sri Mulyani: Akan Perburuk Inflasi!

1. Situasi dunia semakin rumit

Sri Mulyani: Banyak Negara Terancam Gagal Bayar UtangIlustrasi pertumbuhan ekonomi (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menjelaskan bahwa ancaman gagal bayar utang oleh banyak negara dibahas oleh Kelompok 20 atau G20, termasuk di dalamnya beranggotakan Indonesia.

"Ini yang kemudian menyebabkan terjadinya pembahasan di dalam G20 mengenai global financial safety net, seberapa banyak negara yang akan masuk di dalam krisis default yang kemudian muncul dalam bentuk juga krisis ekonomi. Dan ini tentu merupakan suatu kondisi yang makin rumit," tuturnya.

Baca Juga: PDIP Minta Masyarakat Gak Perlu Usah Takut Resesi Ekonomi, Kok Begitu?

2. Gejolak harga komoditas sebabkan inflasi tinggi

Sri Mulyani: Banyak Negara Terancam Gagal Bayar UtangIlustrasi Harga Naik (IDN Times/Arief Rahmat)

Akhir-akhir ini, harga komoditas cenderung tinggi, namun berfluktuasi. Harga natural gas misalnya, sejak April hingga sekarang mengalami naik dan turun yang sangat tajam.

Selanjutnya, batu bara cukup lama bertahan di atas 400 dolar AS per ton. Namun sekarang relatif menurun. Paling tidak, batu bara sempat berada di harga tertinggi dalam sejarah.

Keputusan negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC+ juga dapat memperburuk keadaan. Sri Mulyani mengatakan Brent yang menjadi patokan harga minyak mentah dunia sempat mengalami penurunan. Namun, kemudian harganya naik kembali sesudah OPEC memutuskan untuk mengurangi produksinya.

"Ini menyebabkan salah satu topik yang juga dibahas di dalam G20 kemarin, dampak dari keputusan OPEC yang dianggap akan makin meningkatkan harga minyak dan memperburuk inflasi," ujar Sri Mulyani.

3. Inflasi tinggi paksa kenaikan suku bunga

Sri Mulyani: Banyak Negara Terancam Gagal Bayar UtangIlustrasi Suku Bunga (IDN Times/Aditya Pratama)

Akibat inflasi dunia meningkat, bank sentral AS hingga Eropa melakukan pengetatan likuiditas dengan menaikkan suku bunga. Kedua hal itu membuat berbagai negara semakin kesulitan membayar utang.

"Nah, kombinasi high inflation terutama karena komoditas dikombinasikan dengan high interest rate yang akan memukul agregat demand ini akan menjadi salah satu fokus dari risiko yang terbesar," tutur Sri Mulyani.

Negara-negara yang mengalami eksposur terhadap suku bunga yang tinggi dan pengetatan likuiditas, tambah Sri Mulyani, akan memukul kemampuan membayar utang serta memukul sektor keuangan.

Baca Juga: Ekonomi Dunia Gelap, Sri Mulyani: Kita Waspada tapi Tak Gentar

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya