Sri Mulyani Minta Backlog 12,7 Juta Rumah Dipenuhi Pakai KPR Hijau

Bank sudah menyatakan minatnya

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meminta agar backlog perumahan yang saat ini mencapai 12,7 juta hunian, dipenuhi lewat Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Hijau.

Angka tersebut berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021. Backlog ini menggambarkan bahwa jumlah rumah yang telah dibangun tidak mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat terhadap kepemilikan rumah.

"Permintaan akan perumahan yang terjangkau akan terus berlanjut, meningkat atau berkembang, dan hal ini telah menciptakan backlog yang mencapai 12,7 juta rumah tangga," kata Sri Mulyani dalam seminar Energy Efficient Mortgage (EEM) Development Throughout ASEAN Countries, di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa (22/8/2023).

Baca Juga: Beli Rumah Cash atau KPR? Ini Kata Perencana Keuangan

1. Akselerasi KPR Hijau mendesak

Sri Mulyani Minta Backlog 12,7 Juta Rumah Dipenuhi Pakai KPR HijauIlustrasi bangunan. (IDN Times/Aditya Pratama)

Pemerintah menyadari bahwa meningkatnya jumlah perumahan memiliki dampak lingkungan yang serius. Bangunan perumahan merupakan salah satu sektor yang menyumbang sekitar 17 persen emisi gas rumah kaca global, di mana 5,5 persen merupakan emisi langsung dari bangunan dan 11 persen merupakan emisi tidak langsung dari proses produksi.

Oleh karenanya, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu meyakini KPR Hijau adalah salah satu pilihan instrumen keuangan inovatif yang selaras dengan aksi iklim dan keberlanjutan.

"Namun, KPR Hijau yang mendorong lebih banyak pembelian rumah dan program renovasi yang memenuhi standar efisiensi energi masih relatif baru di Indonesia, meskipun kebutuhannya sangat mendesak," ujarnya.

2. Beberapa bank sudah menyatakan minat salurkan KPR Hijau

Sri Mulyani Minta Backlog 12,7 Juta Rumah Dipenuhi Pakai KPR HijauIlustrasi Rumah. (IDN Times/Aditya Pratama)

Menurutnya, KPR Hijau belum mendapatkan porsi yang signifikan dalam rencana pembiayaan secara umum. Namun, bank-bank di Indonesia mulai mengambil langkah penting bersama pengembang perumahan.

"Beberapa bank di Indonesia telah mengambil inisiatif untuk merintis KPR ramah lingkungan, berkolaborasi dengan bisnis yang peduli lingkungan, dan memprioritaskan kemitraan dengan pengembang perumahan yang menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan. Ini adalah inisiatif yang sangat bagus," tuturnya.

3. Milenial semakin sadar pentingnya konsep berkelanjutan

Sri Mulyani Minta Backlog 12,7 Juta Rumah Dipenuhi Pakai KPR HijauIlustrasi Kredit Cicilan Rumah. (IDN Times/Aditya Pratama)

KPR Hijau, kata Sri Mulyani, berpotensi memberikan dampak besar di masa depan. Apalagi, populasi muda di Indonesia yang membutuhkan rumah relatif banyak. Oleh karenanya, KPR Hijau perlu dipromosikan lebih lanjut. Sebab, tingkat kesadaran di antara calon pembeli rumah dan pengembang masih relatif rendah.

"Konsep KPR Hijau masih membutuhkan banyak promosi dan masih relatif asing di kalangan konsumen dan pengembang di Indonesia. Jadi, untuk menjembatani kesadaran ini langkah strategis melalui pelatihan dan kampanye kesadaran menjadi sangat penting," tuturnya.

Untungnya, generasi milenial semakin sadar tentang pentingnya hidup dengan cara yang lebih berkelanjutan, dan memiliki gaya hidup yang semakin sadar dengan dampak lingkungan.

"Mereka menyumbangkan 51,1 miliar dolar AS untuk dana berkelanjutan pada tahun 2020. Dan sekitar 75 persen dari generasi milenial kita sadar lingkungan dan menyukai produk ramah lingkungan," tambahnya.

Baca Juga: Banyak Anak Muda Terjebak Utang PayLater, Jadi Gak Bisa Ajuin KPR!

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya