Sri Mulyani Ungkap Kesalahan yang Dilakukan Perusahaan Teknologi

Salah lakukan perhitungan

Jakarta, IDN Times - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan kesalahan yang dilakukan oleh banyak perusahaan teknologi digital di Indonesia, yaitu membuat proyeksi yang sama seperti saat pandemik COVID-19 melanda.

Perusahaan digital yang didominasi perusahaan rintisan (startup) masih mengasumsikan situasi yang sama seperti saat merebaknya virus Corona, di mana hampir semua hal beralih ke online atau digital, membuat industri berbasis teknologi mengalami pertumbuhan yang signifikan.

"Teknologi digital ini sedang downtrend karena waktu itu banyak dari perusahaan digital itu membuat proyeksi yang projectory-nya itu dianggap seperti waktu COVID karena COVID kan semua pindah ke digital sehingga growth-nya eksponensial, dikiranya ini akan terus," katanya dalam sebuah wawancara baru-baru ini.

Baca Juga: Sri Mulyani: Lebih Susah Beli Obligasi daripada Beli Tiket Blackpink

1. Terjadi salah perhitungan yang menyebabkan perusahaan teknologi salah langkah

Sri Mulyani Ungkap Kesalahan yang Dilakukan Perusahaan TeknologiPexels.com/SevenStorm JUHASZIMRUS

Dia mencontohkan, harga komoditas seperti batu bara yang nilainya melambung tinggi dalam beberapa waktu ke belakang. Tentu saja, harga komoditas tambang itu tidak akan selamanya berada di atas.

Jika perusahaan mengasumsikan akan terus mengalami pertumbuhan yang sama, pada gilirannya akan menyebabkannya salah mengambil keputusan.

"Jadi banyak perusahaan-perusahaan besar termasuk digital yang kemarin itu bikin 1,2, 3, 2020 pandemik sampai 2021 masih pandemik, 2022 terus dia pikir 'oh growth-nya saya akan eksponensial terus' sehingga meng-hire banyak sekali, dia ekspansi banyak sekali, return gak terjadi," ujarnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Korupsi Munculkan Middle Income Trap

2. Perusahaan teknologi harus beradaptasi

Sri Mulyani Ungkap Kesalahan yang Dilakukan Perusahaan Teknologiilustrasi perusahaan (pexels.com/Pixabay)

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu memaparkan bahwa generasi z yang lekat dengan perusahaan teknologi digital, harus menyesuaikan diri. Sebab, tak selamanya industri tersebut terus bertumbuh seperti saat pandemik COVID-19.

"Tapi saya yakin dengan tadi, nature dari generasi z yang sangat fleksibel, agile dan mereka itu adaptif sekali," ujarnya.

Sri Mulyani meyakini bahwa generasi z memiliki kemampuan yang baik dalam hal beradaptasi karena mereka tumbuh di zaman yang mengalami perubahan dengan cepat, terutama dari sisi teknologi.

"Jadi mereka itu sudah biasa hidup dengan banyak alternatif dan reality-reality yang begitu banyak," tuturnya.

3. Perubahan yang sangat cepat menjadi tantangan

Sri Mulyani Ungkap Kesalahan yang Dilakukan Perusahaan Teknologiilustrasi perusahaan (unsplash.com/Abbe Sublett)

Tapi, diakui Sri Mulyani bahwa tantangannya kompleks karena perubahannya begitu cepat. Dia mencontohkan siklus bisnis (business cycle) jika dulu perubahannya terjadi mungkin 7 tahun sekali, sekarang bisa hanya 2 tahun sekali.

Siklus bisnis adalah jenis fluktuasi yang terjadi dalam aktivitas ekonomi agregat suatu negara, yakni siklus yang terdiri dari ekspansi yang terjadi pada waktu yang hampir bersamaan dalam banyak aktivitas ekonomi, diikuti oleh kontraksi umum yang sama (resesi). Urutan perubahan ini berulang tetapi tidak periodik.

Pada akhirnya, Sri Mulyani meyakini bahwa generasi muda dapat beradaptasi. Apa yang dianggap generasi tua sebagai masalah, bagi mereka itu bisa menjadi peluang.

"Sama seperti kemarin pandemik, suddenly everybody get become apa saja, masuk digital. padahal kita menganggapnya itu musibah, buat mereka itu ternyata menjadi banyak sekali alternatif opportunity," ujarnya.

Baca Juga: Sri Mulyani Bilang Pegawai Kemenkeu Diintai Setan dan Tuyul, Apa Itu?

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya