Anggaran BI 2024 Diproyeksi Defisit Rp29,29 Triliun
![Anggaran BI 2024 Diproyeksi Defisit Rp29,29 Triliun](https://cdn.idntimes.com/content-images/post/20190810/img-20190810-wa0007-1d1b9181d88fd59ac2b9c8d2a767a592_600x400.jpg)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Anggaran tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2024 diperkirakan defisit sebesar Rp29,29 triliun. Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan, proyeksi defisit anggaran pada 2024 itu terutama dipengaruhi pengeluaran anggaran kebijakan yang meningkat.
Peningkatan yang dimaksud adalah kenaikan biaya operasi moneter dan beban kontribusi BI atas program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) atau burden sharing.
“Sehingga anggaran kebijakan direncanakan defisit Rp38,98 triliun karena biaya moneter, karena suku bunga yang memang perlu dipertahankan dan dengan itu beban yang kami kontribusikan ke pemerintah sesuai burden sharing akan meningkat,” katanya dalam Rapat Kerja Penyampaian Rencana Anggaran Tahunan BI (RATBI) di Komisi XI DPR RI, Senin (13/11/2023).
Baca Juga: BI Perkirakan Suku Bunga The Fed Bakal Naik Jadi 5,75 Persen
1. Anggaran operasional BI direncanakan surplus Rp9,68 triliun
Perry menjelaskan anggaran operasional BI direncanakan surplus sebesar Rp9,68 triliun, terutama disumbang oleh penerimaan hasil pengelolaan aset valuta asing (valas). Selain itu, BI juga akan mengupayakan efisiensi anggaran dari sisi pengeluaran.
“Guna mendukung respons bauran kebijakan, anggaran operasional keseluruhan 2024, dengan postur anggaran penerimaan operasional sebesar Rp29,75 triliun, postur anggaran pengeluaran operasional Rp20,06 triliun, sehingga surplus operasional sebesar Rp9,68 triliun,” jelasnya.
Baca Juga: Bank Indonesia: Rupiah Terkendali, So Far So Good
2. Anggaran BI surplus per September capai Rp34,94 triliun
Editor’s picks
Sementara itu untuk periode September terjadi surplus anggaran sebesar Rp34,94 triliun dan hingga akhir tahun diproyeksikan surplusnya akan mencapai Rp27,19 triliun.
“Prognosa capaian ini lebih baik dari rencana awal pada ATBI 2023 yang pada waktu itu direncanakan defisit Rp19,99 triliun,” katanya.
Menurut Perry, anggaran BI yang surplus tersebut dipengaruhi oleh prognosa anggaran kebijakan yang mencatat surplus Rp3,20 triliun dan prognosa anggaran operasional yang surplus sebesar Rp23,98 triliun.
Adapun anggaran kebijakan yang mencatat surplus ditopang oleh optimalisasi penerimaan dari pengelolaan surat berharga, termasuk Surat Berharga Negara (SBN) dan realisasi bauran kebijakan.
3. Reformasi cadangan devisa dorong anggaran operasional surplus
Sementara anggaran operasional yang mencatatkan surplus lebih tingi dari rencana, dipengaruhi peningkatan penerimaan pengelolaan cadangan devisa.
"Kondisi ini juga ditopang oleh implementasi reformasi cadangan devisa dan pengaruh suku bunga global yang meningkat tinggi dari asumsi awal," jelas Perry.
Baca Juga: BI: Rupiah Lanjut Menguat sejak The Fed Tahan Suku Bunga Acuan