BKF: Proyeksi Ekonomi RI Tetap Tinggi Dibandingkan Negara G20 

IMF proyeksi ekonomi RI tumbuh 5 persen 2023

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, merespons proteksi Internasional Monetary Fund (IMF) terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. 

IMF memproyeksikan perekonomian Indonesia di 2023 tumbuh sekitar 5 persen. 

Febrio mengatakan proyeksi tersebut bahkan jauh lebih tinggi dibanding rata-rata global yang sebesar 2,8 persen untuk 2023 dan 3,0 persen di 2024.

“Jika dibandingkan dengan negara G20 dan ASEAN-6, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang tertinggi, bersama dengan Filipina, India, dan Vietnam,” tutur Febrio dalam keterangannya, Kamis (29/6/2023).

Baca Juga: IMF Minta Pemerintah Hapus Bertahap Larangan Ekspor Nikel

1. Stabilitas sistem keuangan stabil

BKF: Proyeksi Ekonomi RI Tetap Tinggi Dibandingkan Negara G20 ilustrasi aliran dana (IDN Times/Aditya Pratama)

Febrio menegaskan bahwa kondisi sistem keuangan Indonesia tetap stabil dan profitable, di tengah tingginya gejolak keuangan global.

Pemerintah bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan terus berkoordinasi dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan untuk memastikan stabilitas sektor keuangan secara berkala.

"Ini tercermin dari sektor keuangan Indonesia yang tetap terjaga dan UMKM yang mulai pulih. Pemulihan secara luas juga terlihat di berbagai sektor yang sebelumnya terdampak cukup dalam akibat pandemi seperti sektor transportasi, hotel, dan restoran,” ujar Febrio Kacaribu.

2. Tiga risiko yang harus diwaspadai Indonesia

BKF: Proyeksi Ekonomi RI Tetap Tinggi Dibandingkan Negara G20 ilustrasi resesi (IDN Times/Esti Suryani)

Ada  risiko, yang harus diwaspadai Indonesia karena meningkatnya ketidakpastian global dan risiko eksternal yang masih tinggi.

  1. Pertama, perlambatan ekonomi global yang dapat memberi tekanan pada harga beberapa komoditas ekspor Indonesia.
  2. Kedua, volatilitas pasar keuangan global antara lain akibat sentimen kegagalan perbankan AS dan pengetatan likuidi-tas global.
  3. Ketiga, tensi geopolitik yang cenderung meningkat

Namun disisi lain, pemulihan ekonomi Tiongkok diharapkan menguat dan tren moderasi inflasi mitra dagang Indonesia berlanjut sehingga dapat mendorong prospek ekonomi ke depan.

Baca Juga: IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Capai 5 Persen di 2023

3. Kebijakan ekonomi akan dilakukan hati-hati

BKF: Proyeksi Ekonomi RI Tetap Tinggi Dibandingkan Negara G20 ilustrasi APBN (IDN Times/Aditya Pratama)

Untuk jangka menengah-panjang, kata Febrio, Pemerintah akan mendorong kebijakan ekonomi yang penuh kehati-hatian dan berorientasi pada reformasi struktural yang menyeluruh.

Konsolidasi kebijakan makroekonomi juga terus dilakukan, termasuk tingkat defisit APBN ke level di bawah 3 persen terhadap PDB atau turun lebih cepat satu tahun dari rencana awal.

"Konsolidasi fiskal yang terukur ini telah mendapatkan apresiasi dari banyak pihak," tegasnya. 

Ke depan, Indonesia berkomitmen terus memperkuat transformasi ekonomi, termasuk melalui strategi hilirisasi untuk struktur ekonomi yang lebih terdiversifikasi dan bernilai tambah tinggi.

"Ini untuk menjaga stabilitas dengan tetap memberi daya dukung untuk pembangunan ekonomi jangka menengah maupun jangka panjang. Berbagai upaya reformasi akan terus diperkuat untuk mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi, inklusif, dan berkesinambungan, seperti melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia, akselerasi pembangunan infrastruktur, dan penguatan institusional,” tutup Febrio.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya