Data Ekonomi AS Bikin Rupiah Lesu ke Level Rp15.027 per Dolar

Mata uang negara di kawasan Asia kompak melemah

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar rupiah di pasar spot melemah pada penutupan perdagangan, Jumat (21/7/2023). Nilai tukar atau kurs rupiah berada di level Rp15.027 per dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, pukul 15.15 WIB, rupiah melemah 0,27 persen
atau 41 poin dibandingkan penutupan perdagangan pada Kamis (20/7/2023) yang tercatat pada level Rp14.986 per dolar AS.

Baca Juga: Jelang Akhir Pekan, Rupiah Lesu ke Level Rp15.020 per Dolar AS

1. Mata uang di kawasan Asia kompak melemah terhadap dolar AS

Mayoritas mata uang di negara kawasan Asia melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 1,25 persen, Won Korea mencatat pelemahan 1,09 persen, disusul baht Thailand melemah 0,61 persen, dan dolar Taiwan melemah 0,52 persen. 

Selain itu, Pesso Filipina melemah 0,37 persen, ringgit Malaysia melemah 0,43 persen, dolar Singapura melemah 0,17 persen, sedangkan dolar Hong Kong melemah 0,04 persen.

Baca Juga: 9 Linimasa Sejarah Rupiah Mata Uang Indonesia

2. Ekonomi AS yang membaik dorong dolar menguat

Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan rupiah melemah dikarenakan indeks dolar yang menguat, seiring dengan data klaim tunjangan pengangguran yang lebih bagus dari ekspektasi pasar. 

Berbagai data ekonomi AS menunjukkan pasar tenaga kerja AS masih kuat dan bisa menaikkan inflasi. Kondisi ini memicu ekspektasi pasar bahwa Bank Sentral AS mungkin tidak akan menurunkan kebijakan suku bunga tingginya dalam waktu dekat.

"Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS terlihat menaik. Yield tenor 10 tahun naik dari kisaran 3,75 persen ke kisaran 3.87 persen," jelasnya. 

3. The Fed akan naikkan suku bunga acuan 25 bps

Dengan demikian, pelaku pasar memprediksi Bank Sentral AS akan menaikan suku bunga acuannya sebesar 25 bps menjadi 5,25 persen hingga 5,50 persen. 

"Pasar memang masih sensitif dengan perkembangan data ekonomi AS untuk mencari petunjuk arah kebijakan moneter Bank Sentral AS selanjutnya," jelasnya. 

Baca Juga: The Fed Naikkan Suku Bunga 0,25 Persen, Tertinggi dalam 16 Tahun!

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya