Ekonomi RI Harus Tumbuh 7 Persen untuk Pensiun Middle Income Country

GNI per kapita naik 9,8 persen

Jakarta, IDN Times - Bank Dunia kembali memasukkan Indonesia dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas atau Upper Middle-Income Country (UMIC), dengan Gross National Income (GNI) per kapita Indonesia naik 9,8 persen menjadi 4.580 dolar AS di tahun 2022, dibandingkan pada tahun 2021 yang hanya 4.170 dolar AS.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Nathan Kacaribu, mengatakan peningkatan GNI per kapita Indonesia pada 2022, akan menjadi pijakan yang kuat untuk mewujudkan Visi Indonesia Maju 2045

Namun, untuk merealisasikan cita-cita besar Indonesia menjadi negara berpendapatan tinggi sebelum 2045, butuh pertumbuhan ekonomi yang tinggi pada kisaran 6 persen hingga 7 persen secara konsisten.

"Pemerintah juga terus melanjutkan implementasi agenda reformasi struktural dan transformasi ekonomi yang menjadi prasyarat mutlak untuk terus meningkatkan daya saing, produktivitas, dan nilai tambah tinggi perekonomian nasional," kata Febrio dalam keterangan resminya, yang dikutip, Selasa (4/7/2023).

Baca Juga: Ekonomi RI Harus Lampaui 6 Persen untuk Keluar dari Middle Income Trap

1. Jangka menengah panjang fokus reformasi struktural

Ekonomi RI Harus Tumbuh 7 Persen untuk Pensiun Middle Income CountryPexels/Lukas

Dalam jangka menengah-panjang, pemerintah terus mengarahkan reformasi struktural dalam rangka mempercepat transformasi ekonomi. Ini dilakukan untuk membangun sektor-sektor yang bernilai tambah tinggi, inklusif, dan ramah lingkungan.

"Penguatan kualitas sumber daya manusia, percepatan pembangunan infrastruktur, serta perbaikan regulasi dan birokrasi akan menjadi kunci menciptakan iklim usaha dan investasi yang lebih kondusif dan berdaya saing," tuturnya. 

Baca Juga: Sri Mulyani Sebut Korupsi Munculkan Middle Income Trap

2. Hilirisasi SDA dongkrak kinerja ekspor

Ekonomi RI Harus Tumbuh 7 Persen untuk Pensiun Middle Income CountryGroundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi Dimetil Eter, Kab. Muara Enim pada Senin (24/1/2022). (youtube.com/Sekretariat Presiden)

Sementara itu, menurutnya, upaya transformasi ekonomi terus dilakukan pemerintah. Upaya itu melalui hilirisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan industri manufaktur yang mengolah produk masa depan berbasis teknologi tinggi dan ramah lingkungan.

"Serta kebijakan transisi energi hijau termasuk pengembangan pasar karbon akan menjadi prioritas utama dalam agenda ini," kata Febrio. 

Febrio menjelaskan dampak positif dari kebijakan hilirisasi SDA yakni mendongkrak kinerja ekspor dan memperkuat keseimbangan eksternal Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang mampu pulih cepat dan kuat.

"Pemerintah berkomitmen untuk terus menjaga kualitas pemulihan perekonomian. Ini ditunjukkan dengan penurunan tingkat kemiskinan kembali menjadi satu digit di tahun 2021 dan konsistensi penurunan tingkat pengangguran yang terus mendekati level prapandemi," lanjut dia. 

Baca Juga: Ini Syarat Indonesia Bisa Keluar dari Jebakan Middle Income Trap

3. Indonesia butuh SDM berkualitas

Ekonomi RI Harus Tumbuh 7 Persen untuk Pensiun Middle Income CountryIDN Times/Arief Rahmat

Oleh karena itu, untuk memastikan keberhasilan berbagai upaya transformasi struktural, menurutnya, Indonesia membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan infrastruktur yang memadai. Indonesia juga perlu sistem regulasi dan birokrasi yang lebih memberikan kepastian dan kemudahan bagi aktivitas investasi dan dunia usaha.

"Selain memastikan keberlanjutan upaya dalam jangka menengah-panjang, pemerintah juga tetap berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, melalui penguatan perlindungan sosial, percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem, penurunan prevalensi stunting, dan pengendalian inflasi dalam jangka pendek,“ imbuh Febrio.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya