FIS 2023: Bangun Optimisme Bisnis di Tengah Ancaman Resesi

Awan gelap masih menyelimuti ekonomi global

Jakarta, IDN Times - Awan gelap global yang berlanjut di tahun ini pun berdampak pada kondisi iklim bisnis yang kurang baik. Alhasil satu demi satu perusahaan di Indonesia maupun dunia mengumumkan keputusan untuk melakukan efisiensi yang memunculkan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

Gejolak ini pun tidak terlepas dari dampak jangka panjang pandemi Covid-19 dan juga situasi ekonomi global yang terancam resesi. Oleh karena itu, FORTUNE Indonesia Summit menyelenggarakan diskusi dengan menghadirkan narasumber dari Kementerian, pelaku usaha, hingga pengamat ekonomi dengan tujuan untuk saling bertukar pikiran dan membangun optimisme dalam menghadapi tahun 2023.

Adapun acara ini berlangsung di The Tribrata Darmawangsa pada 15-16 Maret 2023, FORTUNE Indonesia berharap event ini bisa menjadi platform bagi para business person dan decision makers di Indonesia untuk saling bertukar pikiran dan saling membangun optimisme dalam menghadapi tahun 2023.

Baca Juga: CEO IDN Media Winston Utomo Buka Fortune Indonesia Summit 2023

1. Pandemik COVID-19 berikan tantangan baru

FIS 2023: Bangun Optimisme Bisnis di Tengah Ancaman ResesiMaudy Ayunda dalam Sesi "A Look Ahead: 2023 and Beyond" di FIS 2023. (IDN Times/Herka Yanis)

Dalam sesi bertajuk 'Balancing Performance with Purpose', Partner Potato Head Family & Co-founder Bicara Udara Ratna Kartadjoemena tidak memungkiri pengaruh pandemik pada bisnis yang mereka jalani. Alhasil diperlukan cara untuk mempertahankan bisnis hospitality yang sempat mati suri.

You really need to know what is your main objective and focus on that. Potato Head sebagai lifestyle business harus tahu core-nya, yaitu hospitality. Tentu kita harus berinvestasi besar untuk membangun bisnis yang sustainable dan berdampak positif. Tapi kemudian kita belajar untuk meng-empower semua leader sehingga pada akhirnya apa yang kami inginkan dan investasikan bisa diinternalisasi oleh semua karyawan dan berjalan seperti bisnis biasanya,” ujar Ratna.

Sementara itu, dalam sesi selanjutnya yang bertajuk ‘A Look Ahead: 2023 and Beyond’ juga menghadirkan banyak pembicara insipiratif mulai dari Edukator, Kreator, & Angel Investor Maudy Ayunda, Managing Partner East Ventures Roderick Purwana, dan Komisaris Utama Ilthabi Rekatama & Ketua Dewan TIK Nasional Ilham A. Habibie.

Maudy meyakini bahwa di sektor apapun, pengembangan SDM menjadi salah satu faktor yang wajib diutamakan.

“SDM memiliki peranan yang sangat penting. Seiring dengan berjalannya waktu, berkembangnya teknologi, nature of work yang terus berubah, kita perlu mengembangkan SDM yang dengan mandirinya mau untuk belajar skill baru, mau mengulik berbagai masalah yang ada di masyarakat, punya keingintahuan, dan problem solver,” tegas Maudy.

Baca Juga: 10 Foto Maudy Ayunda dan Suami yang Kenang Masa Pacaran di Amerika

2. Stategi sektor transportasi saat hadapi krisis

FIS 2023: Bangun Optimisme Bisnis di Tengah Ancaman ResesiSesi "Navigating the Future: The Show Must Go On" di FIS 2023. (IDN Times/Herka Yanis)

Sementara itu, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra bercerita saat dihadapkan pada krisis, para pemimpin seringkali harus mengambil keputusan-keputusan sulit. Berkaca pada pengalamannya menghadapi krisis utang Garuda Indonesia pada masa pandemik lalu, Irfan pun membagikan tipsnya bagi para leader lainnya

“Tiga kunci dari saya, jangan mengeluh, jangan menyalahkan siapa-siapa, dan tetap ceria. Tiga hal ini secara normatif mudah namun saat kita harus eksekusi beratnya luar biasa karena kita tidak terbiasa untuk melakukannya. Hutang 140 triliun tapi harus berpikir positif, tidak mengeluh, dan tidak menyalahkan siapa-siapa itu tidak mudah,” ujar Irfan.

Kemudian Direktur Utama Blue Bird Sigit Djokosoetono yang sama-sama berkiprah di sektor transportasi dalam menghadapi fase krisisnya masing-masing menyisakan cerita dan pelajaran yang penting dibagikan pada business leaders lainnya.

3. Perubahan jadi solusi pertahankan bisnis

FIS 2023: Bangun Optimisme Bisnis di Tengah Ancaman ResesiPresiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja di Fortune Indonesia Summit 2023 (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Selanjutnya Senior Presiden Direktur Bank Central Asia Jahja Setiaatmadja dan Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas hadir untuk mengisi sesi bertajuk ‘Challenge Accepted: Recession and Solutions'

Dalam sesi ini, dua pengusaha ini meyakini bahwa berani menghadapi perubahan menjadi solusi bagi bisnis yang ingin bertahan menghadapi berbagai tantangan yang kadang sulit untuk diprediksi.

"Dulu saya selalu buat target jangka panjang, 5 tahun. Tapi lama-lama saya sadar bahwa dalam 3 bulan target bisa berubah. Akhirnya saya belajar agile management dan saya terapkan ke karyawan saya. Kalau minggu demi minggu perkembangan Anda bagus, maka kedepannya juga akan bagus. Long term plan perlu ada, tapi kita harus agile, siap untuk cepat berubah.” tuturnya Jahja. 

Sebagai informasi, perhelatan FORTUNE Indonesia Summit 2023 ditutup dengan sesi ‘Fortune Indonesia 40 Under 40’ yang diisi oleh Bupati Kendal Dico Ganinduto dan Pendakwah dan Kreator Konten Husein Ja’far Al Hadar. Perjalanan untuk menghadirkan perubahan tidaklah mudah. Sama-sama berusia di bawah 40 tahun, kedua tokoh ini dinilai telah berhasil membawa perubahan dan dampak positif melalui kiprahnya di bidang masing-masing.

“Karakter birokrasi ini terbentuk dari kepemimpinan-kepemimpinan sebelumnya. Tapi saya treat pemerintahan ini seperti sebuah perusahaan. Resistensi pasti ada, tapi saya yakinkan bahwa perubahan ini harus kita lakukan bersama-sama. Semua memang butuh proses dan waktu. Dan ada kalanya harus saya tunjukkan dulu bahwa cara yang saya lakukan berhasil. Jadi kita harus ajak dan komunikasikan dengan baik apa yang jadi visi misi kita bersama,” Dico menyampaikan pengalamannya dalam membawa perubahan pada pemerintahan yang dipimpinnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya