Gubernur BI: Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh Bias ke Atas

Didorong kenaikan ekspor serta semakin membaiknya permintaan

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan pertumbuhan ekonomi domestik tahun 2023 akan bias ke atas kisaran perkiraan BI yakni 4,5 persen hingga 5,3 persen (yoy).

"Pertumbuhan ekonomi Indonesia berpotensi bias ke atas dalam kisaran tersebut," tegas Perry dalam konferensi pers, Kamis (16/2/2023 di Jakarta.

Ia menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi tetap kuat dan berpotensi lebih tinggi didorong kenaikan ekspor serta semakin membaiknya permintaan domestik khususnya konsumsi swasta.

Baca Juga: Pengusaha Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Capai 5,3 Persen di 2023

1. Kinerja ekspor diperkirakan tumbuh lebih tinggi

Gubernur BI: Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh Bias ke Atasilustrasi ekspor-impor (IDN Times/Aditya Pratama)

Lebih lanjut, Perry menyampaikan bahwa kinerja ekspor berpotensi akan lebih tinggi dari perkiraan semula didorong oleh pengaruh positif perbaikan ekonomi Tiongkok. Konsumsi rumah tangga diperkirakan tumbuh tinggi dipengaruhi keyakinan pelaku ekonomi yang meningkat.

"Kenaikan mobilitas masyarakat pascapencabutan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Investasi membaik didorong perbaikan prospek bisnis, peningkatan aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berlanjut," tuturnya.

Baca Juga: Ada Pemilu 2024, OJK Ramalkan Perekonomian Indonesia Bakal seperti Ini

2. Perekonomian AS dan Eropa melambat

Gubernur BI: Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh Bias ke AtasIlustrasi Resesi. IDN Times/Arief Rahmat

Perry menjelaskan bahwa kinerja perekonomian Amerika Serikat (AS) dan Eropa diperkirakan melambat dengan risiko resesi yang masih tinggi. Sementara itu, inflasi global menurun secara gradual dipengaruhi perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan perbaikan gangguan rantai pasokan.

Meskipun tetap di level tinggi seiring harga energi dan pangan yang belum turun signifikan dan pasar tenaga kerja terutama di AS dan Eropa yang masih ketat.

"Inflasi yang melandai diprakirakan mendorong kebijakan moneter ketat di negara maju mendekati titik puncaknya, dengan suku bunga diprakirakan masih tetap tinggi di sepanjang 2023," tuturnya.

Tak hanya itu, ketidakpastian pasar keuangan global juga mereda sehingga berdampak pada meningkatnya aliran modal global ke negara berkembang. Tekanan depresiasi nilai tukar di berbagai negara tersebut berkurang. Dengan demikian, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global berpotensi lebih tinggi dari prakiraan 2,3 persen sebelumnya.

"Pertumbuhan ekonomi Tiongkok berpotensi lebih tinggi dengan permintaan domestik yang meningkat sejalan pembukaan ekonomi Tiongkok pascapenghapusan Zero Covid Policy," ucap dia.

3. Pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2022

Gubernur BI: Ekonomi RI Diprediksi Tumbuh Bias ke AtasIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Bank Indonesia mengungkapkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal IV 2022 tercatat tinggi sebesar 5,01 persen (yoy) sehingga secara keseluruhan tahun 2022 tercatat 5,31 persen (yoy), jauh meningkat dari capaian tahun sebelumnya sebesar 3,70 persen (yoy).

Dengan demikian, secara spasial, pertumbuhan ekonomi nasional yang kuat pada 2022 terjadi di seluruh wilayah, dengan pertumbuhan tertinggi tercatat di wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Jawa, Bali-Nusa Tenggara (Balinusra), Kalimantan, dan Sumatera. 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya