Inflasi AS Turun, Rupiah Dibuka Menguat ke Level Rp14.965 per Dolar AS

Rupiah diprediksi bakal menguat hari ini

Jakarta, IDN Times - Pergerakan nilai tukar rupiah berada di level Rp14.965 per dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan, Jumat (14/7/2023).

Berdasarkan data Bloomberg, Mata uang Garuda menguat 109 poin atau 0,72 persen dari perdagangan sebelumnya.

1. Rupiah bakal menguat hingga penutupan perdagangan

Analis Sinarmas Futures, Ariston Tjendra, mengatakan pergerakan rupiah sepanjang hari ini, masih berpotensi untuk menguat terhadap dolar AS. Karena didukung oleh faktor inflasi Amerika Serikat (AS) yang turun ke 3 persen secara tahunan (year on year) pada Juni 2023.

"Rupiah mungkin bisa menguat lagi terhadap dolar AS, karena data inflasi produsen AS yang dirilis semalam mengonfirmasi bahwa kenaikan inflasi di AS sudah melandai," tuturnya kepada IDN Times, Jumat (14/7/2023).

Baca Juga: Harga Emas Masih Betah di Rp1,08 Juta per Gram, Mau Jual atau Beli?

2. Indeks dolar AS turun dibawah 100

Data inflasi AS yang rendah, semakin menambah keyakinan pasar bahwa Bank Sentral AS atau The Fed akan mulai menghentikan kebijakan suku bunga tinggi dalam waktu dekat.

"Indeks dollar AS turun ke bawah level 100, sekarang bergerak di kisaran 99," jelasnya.

Disisi lain, tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS yang seringkali merefleksikan kebijakan suku bunga acuan AS juga dalam tren turun.

Dengan demikian, rupiah berpotensi mengalami penguatan ke arah Rp14.900 per dolar AS dengan potensi resisten di kisaran Rp14.980 per dolar AS.

Baca Juga: Fenomena El Nino Bisa Picu Inflasi, Indonesia Siap Antisipasi?

3. Suku bunga tinggi The Fed bakal dikurangi

Senada dengan Ariston, Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman menyebut rupiah masih berpotensi untuk mengalami penguatan, sejalan dengan data-data terbaru AS, mulai dari inflasi, hingga tenaga kerjas AS.

"Artinya ada ruang untuk The Fed menjadi less hawkish dari perkiraan awal," ucapnya.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya