Inflasi Terkendali, BI Rate Tak Perlu Naik Lagi

Inflasi lebih rendah dari proyeksi BI

Jakarta, IDN Times - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menilai suku bunga acuan tidak perlu dinaikkan atau tetap berada di level 5,75 persen. Hal ini disebabkan inflasi juga makin terkendali bahkan realisasinya sepanjang Januari 2023, lebih rendah dibandingkan proyeksi BI.

"Kami memandang dan meyakini, suku bunga BI itu memadai. Artinya, tidak diperlukan kenaikan, itulah stance dari kebijakan moneter," katanya dalam konferensi pers, Kamis (16/2/2023).

1. Alasan utama BI

Inflasi Terkendali, BI Rate Tak Perlu Naik LagiGubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo umumkan penyesuaian suku bunga acuan atau 7 Days Reverse Repo Rate (BI7DRRR) pada Kamis (19/1/2023). (IDN Times/Trio Hamdani)

Perry menjelaskan keputusan untuk mempertahankan suku bunga acuan juga konsisten dengan stance kebijakan moneter pre-emptive dan forward looking.

"Ini untuk memastikan terus berlanjutnya penurunan ekspektasi dan inflasi ke depan," tuturnya.

Dengan demikian, Bank Indonesia meyakini BI7DRR sebesar 5,75 persen memadai untuk memastikan inflasi inti tetap berada dalam kisaran 3,0±1 persen pada semester I 2023 dan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) kembali ke dalam sasaran 3,0±1 persen pada semester II 2023.

"Kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah untuk mengendalikan inflasi barang impor (imported inflation), diperkuat dengan pengelolaan devisa hasil ekspor melalui implementasi operasi moneter valas Devisa Hasil Ekspor (DHE) sesuai dengan mekanisme pasar," ujarnya.

Baca Juga: Suku Bunga Acuan BI Naik, Kapan Bunga Bank Nyusul?

2. Inflasi turun lebih cepat dari perkiraan

Inflasi Terkendali, BI Rate Tak Perlu Naik LagiIlustrasi pedagang pasar (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Dia menjelaskan, laju inflasi di dalam negeri menurun lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Inflasi IHK pada Januari 2023 tercatat rendah sebesar 0,34 persen secara bulanan.

Secara tahunan, inflasi pada periode tersebut tercatat sebesar 5,28 persen, lebih rendah dibandingkan dengan periode bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 5,51 persen.

Situasi ini, kata Perry, didorong oleh penurunan inflasi inti dan komponen harga yang diatur pemerintah, serta inflasi pangan bergejolak (volatile food) terjaga. 

“Perkembangan ini sebagai dampak positif kebijakan moneter BI yang front loaded, preemptive, dan forward looking, dalam mengendalikan inflasi dengan didukung pengendalian inflasi volatile food melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP)," jelasnya

3. Prospek ekonomi terus membaik

Inflasi Terkendali, BI Rate Tak Perlu Naik LagiIlustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Selain itu, BI juga memandang prospek perekonomian Indonesia akan terus membaik, dengan pertumbuhan yang diperkirakan di posisi 5,1 persen atau berada di titik tengah target 4,5-5,3 persen pada 2023.

Di samping konsumsi rumah tangga dan ekspor yang menguat, Perry mengatakan investasi juga diperkirakan membaik, didorong oleh perbaikan prospek bisnis, peningkatan aliran masuk Penanaman Modal Asing (PMA), serta penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) yang berlanjut.

Baca Juga: BI Tahan Suku Bunga Acuan Tetap di Level 5,75 Persen

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya