Kemenkeu Pede Defisit APBN 2023 Bakal Lebih Rendah dari Target 

Belanja negara bakal tetap digenjot

Jakarta, IDN Times - Kementerian Keuangan memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2023 bakal turun lebih rendah dari target yang telah ditetapkan pemerintah sebesar 2,84 persen atau Rp598,2 triliun terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Defisit mungkin cukup jauh, di bawah 2,8 persen dari PDB. Ini karena penerimaan kita cukup bagus, dan waktu kita desain APBN relatif konservatif, sehingga penerimaan kita memang masih ada momentum yang cukup bagus, dan akan mengurangi defisit,” kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu kepada awak media, Rabu (31/5/2023).

Baca Juga: Sri Mulyani Targetkan Tekor APBN 2,16-2,64 Persen di 2024

1. Penerimaan negara hingga April 2023 masih surplus

Kemenkeu Pede Defisit APBN 2023 Bakal Lebih Rendah dari Target IDN Times/Arief Rahmat

Adapun hingga April, APBN masih mencatatkan surplus Rp234,7 triliun atau 1,12 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Di samping itu, untuk pendapatan negara, terkumpul Rp1.000,5 triliun.

Realisasi ini tumbuh 17,3 persen secara year on year (YoY) dan telah mencapai 40,6 persen dari target APBN 2023.

Selanjutnya, penerimaan pajak sebesar Rp688,1 triliun dan penerimaan bea cukai sebesar Rp94,5 triliun. Di sisi lain, realisasi belanja negara hingga April 2023 telah mencapai Rp765,8 triliun, atau mencapai 25,0 persen dari target belanja APBN.

Baca Juga: Pemerintah-Banggar Sepakati RUU APBN 2023, Defisit APBN 2,8 Persen

2. Penurunan defisit tidak akan kurangi kualitas belanja negara

Kemenkeu Pede Defisit APBN 2023 Bakal Lebih Rendah dari Target ilustrasi belanja (IDN Times/Arief Rahmat)

Meski defisit anggaran menurun dari target, Febrio memastikan realisasi belanja negara tahun ini tidak akan berkurang, alias akan tersalurkan sesuai pagu yang ditentukan, dan tetap tumbuh positif.

“Belanja kita enggak berkurang dan tetap akan tumbuh positif. Jadi ini lebih kepada sisi penerimaannya yang akan relatif cukup bagus,” jelasnya.

Meski begitu, pemerintah akan tetap waspada dalam menentukan arah kebijakan tahun ini. Mengingat perekonomian global masih dalam ketidakpastian. 

Baca Juga: [WANSUS] Mendulang Ratusan Juta Rupiah dari Komoditas Tempe

3. Harga komoditas energi dan pangan alami penurunan

Kemenkeu Pede Defisit APBN 2023 Bakal Lebih Rendah dari Target Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati. (IDN Times/Ridwan Aji Pitoko)

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan bahwa harga komoditas terutama  energi dan pangan per akhir April 2023, telah  menunjukan tren penurunan yang berdampak pada penurunan tingkat inflasi dan ketahanan Indonesia terhadap tingkat suku bunga acuan di berbagai negara.

“Ini menggambarkan posisi Indonesia yang resilient terhadap kenaikan suku bunga yang sangat tinggi dari berbagai negara dan bahkan juga di Indonesia kita masih bertahan, ini hal positif yang kita jaga,” ungkapnya.

Kendati demikian, laju pertumbuhan ekonomi Kuartal I 2023 masih menunjukan angka 5,03 persen, masih sangat tinggi bila dibandingkan dengan mayoritas negara-negara lain di Eropa dan Asean yang ekonominya masih mengalami perlemahan.

Pertumbuhan ini didukung oleh sisi demand dan sisi supply secara seimbang. Sejalan dengan hal itu, sisi produksi, manufaktur, perdagangan, pertambangan, transportasi, serta sektor makanan, minuman dan akomodasi juga mengalami lonjakan pertumbuhan seiring dengan semakin terkendalinya pandemi dan normalisasi kegiatan ekonomi masyarakat.

"Kalau kita lihat dengan pertumbuhan ekonomi dan inflasi yang mulai terkendali maka juga kita lihat pengangguran dan kemiskinan mulai mengalami penurunan yang konsisten,” pungkasnya. 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya