Lewat DEFA Ekonomi Digital di Diramal Naik Jadi Rp2 Triliun

Perjanjian DEFA ditargetkan rampung 2025

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga  Hartarto mengungkapkan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) menjadi salah satu  andalan dari epicentrum of growth dalam KTT ASEAN ke-43. Kesepakatan tersebut merupakan master plan yang dibuat di Keketuaan Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan Digital Economic Framework Agreement itu mencakup sebuah perjanjian yang sangat dalam mengenai digitalisasi, termasuk digital talent, kemudian digital id, cyber security, retraining, reskilling, infrastruktur, interoperability di ASEAN. 

"Tanpa ini, ekonomi digital di ASEAN tahun 2030 adalah Rp1 triliun, nah dengan DFEA ini bisa meningkat menjadi Rp2 triliun," kata Airlangga dalam keterangannya, Jumat (8/9/2023).

1. Drafting perjanjian DEFA sudah disiapkan

Lewat DEFA Ekonomi Digital di Diramal Naik Jadi Rp2 TriliunKonferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-43 resmi dibuka oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (5/9/2023) di Jakarta Convention Center. (Dok. Golkar)

Airlangga mengatakan drafting perjanjian DEFA telah disiapkan. Adapun target perjanjian ini diharapkan akan selesai pada 2025.

"Dan drafting-nya sudah disiapkan dan Thailand bertugas untuk mengikuti ini sampai 2025," jelasnya.

Beberapa isu penting dalam KTT ke-43 ASEAN yang menjadi diskusi utama dan deliverables yakni mewujudkan ekosistem kendaraan listrik ASEAN, Digital Economy Framework Agreement (DEFA), ketahanan energi, implementasi Chiang Mai Initiatives dan Local Currency Transaction (LCT), ketahanan pangan, ASEAN Outlook on Indo-Pacific, dan terkait investasi dalam ASEAN Indo-Pacific Forum.

 

Baca Juga: ASEAN-BAC Umumkan 8 Proyek Warisan untuk ASEAN, Ini Rinciannya

2. Wujudkan ekosistem kendaraan listrik

Lewat DEFA Ekonomi Digital di Diramal Naik Jadi Rp2 TriliunPLN menyiapkan kendaraan listrik dan juga Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) untuk para delegasi G20. (Dok. PLN)

Selanjutnya untuk mewujudkan ekosistem kendaraan listrik, ASEAN Leaders Declaration on the Developing Electric Vehicle Ecosystem menjadi deliverables penting dalam Keketuaan Indonesia di ASEAN tahun 2023.

Potensi kekayaan alam berupa nikel menjadi bahan baku utama dalam pengembangan kendaraan listrik dan mewujudkan end-to-end EV industry ecosystem di ASEAN. Usulan Indonesia terhadap ASEAN Plus Three (APT) Leaders Declaration on Developing Electric Vehicle Ecosystem mendapat dukungan penuh dari negara-negara APT yakni Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Jepang, dan Korea.

“Kalau DEFA itu kita membuat ekosistem digital jadi public private partnership dan kita sudah melihat banyak perjanjian yang tidak bisa mengikuti terhadap perkembangan transformasi dari pada AI. DEFA kita sudah melihat hampir seluruh perjanjiannya itu, dan itu semua sudah kita petakan. Jadi, DEFA itu kita sudah deep dive untuk kepentingan digital ke depan,” ujar Menko Airlangga.

3. Dorong pengembangan ekonomi hijau

Lewat DEFA Ekonomi Digital di Diramal Naik Jadi Rp2 TriliunIlustrasi pengisian BBM di SPBU Pertamina. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)

Sementara itu terkait ketahanan energi, Menko Airlangga mengatakan bahwa salah satu yang juga dijadikan leaders declaration adalah interkonektivitas daripada energi di dalamnya memperkuat Trans- ASEAN Power Grid.

ASEAN mengedepankan pengembangan energi hijau dengan potensi hingga 32 gigawatt (GW).

Baca Juga: Pidato Lengkap Presiden Jokowi di Penutupan KTT ASEAN 2023

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya