Pemilu Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 0,25 Persen 

Belanja pemerintah dan masyarakat akan naik

Jakarta, IDN Times - Perhelatan pemilihan umum (pemilu) diyakini akan menjadi katalis untuk mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini dan 2024. Hal itu sejalan dengan meningkatnya belanja konsumsi masyarakat dan belanja partai. 

Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso memproyeksi pemilu akan memberi tambahan bagi pertumbuhan ekonomi sekitar 0,2 hingga 0,25 persen untuk tahun ini dan tahun depan. Tambahan nilai ekonomi pun mulai terasa di tahun ini,  mengingat calon presiden dan wakil presiden sudah diperbolehkan kampanye sejak 28 November mendatang. 

“Kita berharap ada tambahan PDB (Produk Domestik Bruto) baik 2023 atau 2024, mungkin antara 0,2 persen-0,25 persen.  Artinya aktivitas pemilu berdampak positif terhadap PDB,” tutur Susi dalam agenda Bisnis Indonesia Business Challenges 2024, Kamis (23/11/2023).

Baca Juga: Usai Temui Sri Mulyani, Ganjar Yakin Pertumbuhan Ekonomi Bisa 7 Persen

1. Sektor yang akan menopang kinerja ekonomi saat pemilu

Pemilu Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 0,25 Persen Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Susi menjelaskan, dampak pemilu yang yang berjalan 5 tahun sekali ini akan disumbang oleh beberapa sektor. Rinciannya, konveksi, percetakan, periklanan, media, transportasi, makanan dan minuman, juga beberapa jasa hiburan. 

Tak hanya itu, pemerintah juga sudah mengeluarkan anggaran pemilu sebesar Rp11,5 triliun dan tahun 2024 sebesar Rp15,8 triliun. Anggaran ini disalurkan Kementerian Keuangan melalui Komisi Pemilihan Umum (KPU). 

"Pasti kalau dari sisi komponen PDB pasti konsumsi pemerintah government spandingnya akan naik antara 0,7-1 persen sharenya naik. Itu dampak langsung dr sisi komponen pengeluaran pemerintah," jelasnya. 

Baca Juga: Jokowi Prediksi Pertumbuhan Ekonomi ASEAN Tertinggi pada 2024

2. Dampak tidak langsung dari LNPRT

Pemilu Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 0,25 Persen Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (IDN Times/Arief Rahmat)

Sementara itu, dampak tidak langsungnya akan disumbang dari konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (LNPRT), yang diproyeksikan akan tumbuh 4,5 persen hingga 5 persen pada 2023, dan dan pada 2024 akan meningkat lebih tinggi sekitar 6,5 persen hingga 7 persen.

“Yang lain konsumsi rumah tangga masyarakat juga pasti akan terdorong naik sebagai dampak tidak langsung. Sehingga kita berharap ada tambahan PDB baik 2023-2024, mungkin antara 0,2 persen hingga 0,25 persen,” imbuhnya.

3. Dampak pengganda dari pemilu

Pemilu Bisa Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi 0,25 Persen Ilustrasi Pemilu (IDN Times/Arief Rahmat)

Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB Universitas Indonesia (UI) Teuku Riefky mengatakan perhelatan pemilu mendatang akan memiliki dampak pada pertumbuhan dan berbagai indikator makroekonomi lainnya di tahun depan.

Di satu sisi, Indonesia akan melaksanakan Pemilu Serentak untuk pertama kalinya dari level nasional hingga kabupaten/kota; sehingga mendorong terjadinya injeksi likuiditas dalam jumlah besar ke perekonomian akibat adanya pengeluaran kampanye dan belanja publik.

"Besarnya dampak pengganda di perekonomian akan memicu kondumsi domestik selama tahun 2024 mengingat pemilu di tingkat provinsi dan kabupaten/kota diperkirakan akan terjadi menjelang akhir tahun," jelas Riefki dalam keterangannya. 

Di sisi lain, panjangnya periode transisi kekuasaan hingga pemerintahan baru menjabat akan memperpanjang periode sentimen 'wait-and-see’ oleh sektor swasta dan berpotensi menghambat laju pertumbuhan ekonomi dan investasi.

Baca Juga: Pengganti Jokowi Punya PR Kejar Pertumbuhan Ekonomi 6 Persen

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya