Sejumlah Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga Acuan

BI diprediksi tahan suku bunga acuan 5,75 persen

Jakarta, IDN Times - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di level 5,75 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) Februari ini. Hal ini seiring inflasi yang mulai mereda.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Januark 2022 sebesar 5,28 persen secara tahunan atau year on year (YoY). Inflasi ini lebih rendah dibanding Desember 2022 yang sebesar 5,51 persen.

"Oleh karena itu harapannya dengan inflasi yang sudah terkendali kami sampaikan adalah bahwa kemungkinan Bank Indonesia akan menahan suku bunga acuan. Di mana BI pada bulan ini akan tetap pada level 5,75 persen," kata Praktisi Perbankan BUMN, Chandra Bagus Sulistyo pada Kamis (15/2/2023).

Baca Juga: Bos BRI Berharap Suku Bunga BI Gak Naik Jadi 7,5 Persen

1. Faktor BI menahan suku bunga acuan

Sejumlah Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga AcuanIlustrasi pedagang pasar (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Ia menjelaskan ada beberapa faktor yang menyebabkan BI masih akan menahan suku bunga acuan di level 5,75 persen. Pertama kondisi inflasi di Amerika Serikat sudah mengalami penurunan. Hal ini membuat The Fed ikut mendorong bisa menahan tingkat suku bunga yang ada.

The Fed sendiri sempat menaikan suku bunga federal fund sebesar 0,25 basis poin untuk kedelapan kalinya berturut-turut pada awal Februari. Dengan demikian suku bunga acuan The Fed saat ini berada di kisaran 4,5 persen - 4,75 persen dan, tertinggi sejak Oktober 2007.

2. Tahan suku bunga untuk dorong laju kredit

Sejumlah Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga AcuanPelaku UMKM memamerkan produknya di pameran UMKM Gayeng 2022 di Mal Paragon Semarang, 19--24 April 2022. (IDN Times/Anggun Puspitoningrum)

Di samping itu, menurutnya keputusan bank sentral menahan suku bunga acuan pada Februari ini juga mempertimbangkan untuk mendorong pertumbuhan kredit. Sebab dengan tingkat bunga terkendali perbankan bisa menjalankan fungsi intermediasinya, sehingga mendorong perekonomian yang ada.

"Kami juga melihat bahwa tingkat suku bunga yang tetap ini ke depan harus tetap dipertahankan dengan tetap memperhatikan kondisi global karena ketidakpastian ekonomi pererakanya fluktuatif," tegasnya.

Baca Juga: BI Optimistis Inflasi Turun pada Semester II

3. BI jangan terlalu agresif

Sejumlah Ekonom Prediksi BI Tahan Suku Bunga AcuanInstagram.com/@bhimayudhistira

Sementara itu, Direktur Center of Economics and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira mengatakan sebaiknya memang BI mulai menahan suku bunganya agar jangan terlalu agresif. Terlebih bank sentra Amerika Serikat sendiri sudah mulai slowdon saat ini.

"Karena kenaikan suku bunga BI akumulasi tahun lalu dirasa cukup berisiko bagi pemulihan sektor riil terutama UMKM, otomotif dan properti," katanya.

Tak hanya itu, kinerja rupiah hingga saat ini masih bisa dijaga dengan kebijakan lain seperti pemberlakuan wajib Devisa Hasil Ekspor (DHE) ditahan di dalam negeri.

Apabila DHE dapat ditahan minimum enam bulan tentu imbasnya jauh lebih positif dibanding terus terusan naikan suku bunga acuan.

"Cadangan devisa pun masih gemuk bisa untuk intervensi Rupiah," pungkas dia.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya