ilustrasi tarif (pexels.com/Markus Winkler)
Sejumlah pakar memperingatkan tarif baru dapat memicu kenaikan harga obat dan mengganggu rantai pasok. Pada Agustus lalu, Trump sempat menyatakan kepada CNBC Squawk Box, tarif impor farmasi bisa naik hingga 250 persen, level tertinggi yang pernah ia ancamkan. I
Ia menjelaskan, tarif awal akan dimulai dari angka rendah, lalu meningkat menjadi 150-250 persen dalam kurun satu sampai satu setengah tahun, guna mendorong perusahaan memindahkan operasinya ke AS.
Departemen Perdagangan AS baru-baru ini memperluas penyelidikan terhadap berbagai barang impor yang berpotensi dikenakan tarif tambahan. Objek penyelidikan mencakup peralatan pelindung diri seperti masker bedah, respirator N95, sarung tangan, hingga alat medis seperti jarum suntik.
“Farmasi, seperti obat resep, obat bebas, biologi, dan obat khusus, tidak akan termasuk dalam investigasi ini karena impor tersebut sedang diperiksa dalam investigasi terpisah bagian 232,” jelas Departemen Perdagangan.
Di sisi lain, Mahkamah Agung AS dijadwalkan bulan depan akan menilai apakah Trump berhak menggunakan kewenangan darurat untuk menerapkan tarif luas terhadap negara lain. Putusan ini dinilai akan menjadi faktor penting dalam menentukan keberlanjutan strategi perdagangan pemerintahannya.