Trump Bebaskan Emas, Tungsten, dan Uranium dari Tarif Dagang Global

Presiden Trump menghapus tarif impor untuk logam penting seperti grafit, tungsten, uranium, dan emas batangan. Kebijakan ini memisahkan logam tersebut dari produk lain yang masih dikenai tarif impor berdasarkan negara asal. Langkah ini diambil untuk mendukung upaya memperkuat produksi dalam negeri dan menjamin pasokan bahan mineral yang krusial agar tetap stabil.

Menurut pernyataan resmi, pembebasan tarif tersebut bertujuan untuk mempermudah rantai pasokan logam-logam tersebut yang sangat dibutuhkan bagi sektor pertahanan dan industri strategis di AS.

"Ini akan memperkuat posisi Amerika dalam mengelola sumber daya mineral penting," ujar juru bicara Gedung Putih, dilansir Yahoo Finance.

Selain membebaskan beberapa logam, Trump juga mengumumkan produk berbahan silikon kini akan dikenai tarif impor. Tarif ini diterapkan sebagai upaya untuk melindungi industri silikon dan meningkatkan produksi dalam negeri yang kini menjadi bahan baku penting untuk berbagai sektor, termasuk teknologi dan manufaktur.

Kebijakan ini diharapkan bisa membatasi impor produk silikon dari negara-negara yang memiliki surplus perdagangan dengan AS, sehingga memacu pertumbuhan industri lokal dan menjaga kestabilan pasar.

"Tarif ini bagian dari strategi kita untuk memperkuat ekonomi AS dan mengurangi ketergantungan pada impor," ujar perwakilan administrasi, dilansir Argus Media.

Perintah eksekutif yang dikeluarkan Trump tidak hanya merinci pembebasan dan penerapan tarif, namun juga membuka peluang untuk percepatan negosiasi perjanjian dagang bilateral khusus. Perjanjian ini akan mendukung penghapusan tarif untuk barang-barang tertentu, termasuk komponen pesawat, obat generik, dan produk yang tidak dapat diproduksi secara memadai di dalam negeri.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi menyeluruh untuk menyeimbangkan perlindungan industri dalam negeri dengan kebutuhan pasar global.

"Ini adalah pendekatan pragmatis untuk menjaga agar tarif tidak memberatkan sektor-sektor yang vital, sekaligus mengamankan kepentingan ekonomi nasional," ujar seorang analis perdagangan.