Direktur Utama PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menjelaskan sorotan tertuju pada Presiden AS Donald Trump, dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia di Davos baru-baru ini.
Trump meminta Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan Arab Saudi untuk menurunkan biaya minyak mentah. Dia juga mendesak bank sentral global menurunkan suku bunga guna mendukung perekonomian.
Trump meminta Arab Saudi meningkatkan paket investasi di AS dari 600 miliar dolar AS menjadi 1 triliun dolar AS. Sebelumnya, dia telah mengumumkan keadaan darurat energi nasional, mencabut pembatasan lingkungan pada infrastruktur energi untuk meningkatkan produksi minyak dan gas domestik.
Selain itu, Trump mengancam memberlakukan tarif baru, termasuk 25 persen terhadap Kanada dan Meksiko, serta mempertimbangkan tarif 10 persen pada China. Perhatian kini tertuju pada jadwal tarif baru yang kemungkinan diumumkan pada Februari, dengan pasar tetap waspada terhadap dampaknya terhadap pertumbuhan global.
"Kehati-hatian kemungkinan akan tetap ada di pasar karena setiap pembatasan perdagangan baru akan membawa implikasi negatif bagi pertumbuhan global, yang berpotensi mengangkat dolar kembali digdaya," tuturnya.