Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Presiden AS Donald Trump berbicara di CPAC Februari 2011. (Mark Taylor from Rockville, USA, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)
Presiden AS Donald Trump berbicara di CPAC Februari 2011. (Mark Taylor from Rockville, USA, CC BY 2.0, via Wikimedia Commons)

Intinya sih...

  • Pemecatan McEntarfer picu krisis kepercayaan pada data BLS yang rutin merevisi data pekerjaan seiring masuknya informasi baru, menimbulkan kekhawatiran soal politisasi data ekonomi nasional.

  • Tarif global Trump picu kepanikan pasar saham dengan rencana tarif antara 10-50 persen terhadap barang-barang dari seluruh dunia, menyebabkan penurunan indeks saham di AS dan luar negeri.

  • Transisi di BLS dan perseteruan Trump dengan Ketua The Fed, dengan Wakil Komisaris BLS yang akan menjabat sementara hingga pengganti tetap McEntarfer ditunjuk, serta kritik terhadap Ketua Federal Reserve karena dinilai lambat menurunkan suku

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengumumkan pemecatan terhadap komisaris Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS), Erika McEntarfer pada Jumat (1/8/2025). Lembaga ini bertanggung jawab atas pengumpulan data ekonomi dan pekerjaan di AS. Keputusan ini muncul setelah laporan pekerjaan bulan Juli mencatat hanya 73 ribu lapangan kerja baru, jauh di bawah perkiraan.

Data itu juga disertai revisi besar untuk bulan Mei dan Juni, yang menunjukkan 250 ribu lapangan kerja lebih sedikit dibanding laporan sebelumnya. Trump menyebut, tanpa bukti, bahwa angka-angka tersebut “DIBUAT-BUAT” untuk merugikan Partai Republik dan dirinya.

Langkah itu mengejutkan Washington dan pasar finansial, memunculkan kekhawatiran intervensi Gedung Putih dalam data ekonomi. “Ini adalah langkah ke arah yang sangat buruk,” kata Ryan Sweet dari Oxford Economics, dikutip dari BBC.

Ia menekankan pentingnya data ekonomi yang andal bagi dunia usaha, dan menyebut bahwa data semacam itu tidak bisa digantikan dengan sumber swasta.

1. Pemecatan McEntarfer picu krisis kepercayaan pada data

BLS secara rutin merevisi data pekerjaan seiring masuknya informasi baru, termasuk koreksi puluhan ribu angka. Para analis menilai revisi besar pada bulan Juli sesuai dengan tanda-tanda perlambatan ekonomi, kemungkinan akibat tarif yang membebani bisnis kecil yang lamban merespons survei.

Langkah Trump memecat McEntarfer memicu kekhawatiran soal politisasi data ekonomi nasional. “Kerusakan yang disengaja terhadap integritas data ekonomi AS dan seluruh sistem statistik,” kata Jed Kolko dari Peterson Institute for International Economics.

Pernyataan itu mencerminkan kecemasan luas atas independensi lembaga penyusun data resmi pemerintah. Max Stier dari Partnership for Public Service juga mengecam pemecatan tersebut.

“Presiden Trump sekali lagi menghancurkan kredibilitas pemerintah kita dengan memecat pejabat ahli dan nonpartisan karena dia tidak menyukai fakta yang mereka sajikan,” ujarnya, dikutip dari NBC News. Menurut dia, tindakan semacam ini akan merusak kepercayaan terhadap institusi negara.

Selama ini, data ekonomi AS yang dikeluarkan lembaga independen seperti BLS menjadi acuan dunia. BLS mengumpulkan informasi lewat survei bisnis dan rumah tangga, menghasilkan laporan pasar kerja, kondisi kerja, serta produktivitas untuk mendukung pengambilan keputusan publik dan pemerintah.

2. Tarif global Trump picu kepanikan pasar saham

Pengumuman pemecatan itu bertepatan dengan jatuhnya pasar saham global yang dipicu rencana Trump mengenakan tarif antara 10-50 persen terhadap barang-barang dari seluruh dunia. Kenaikan itu drastis dari tarif rata-rata yang kurang dari 2,5 persen pada awal 2025.

Pada Jumat (1/8/2025), indeks S&P 500 di AS turun 1,6 persen, Dow anjlok 1,2 persen, dan Nasdaq melemah 2,2 persen. Di luar negeri, indeks CAC 40 Prancis turun 2,9 persen, DAX Jerman jatuh 2,6 persen, dan indeks utama Korea Selatan merosot 3,8 persen.

Trump membela kebijakan tarif tersebut dengan alasan untuk mendorong manufaktur dalam negeri dan menyeimbangkan perdagangan global. Namun para analis memperingatkan dampak negatifnya terhadap ekonomi, apalagi laporan perusahaan terkini menunjukkan lonjakan biaya akibat tarif tersebut.

3. Transisi di BLS dan perseteruan Trump dengan Ketua The Fed

ilustrasi Federal Reserve (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)

Menteri Tenaga Kerja, Lori Chavez-DeRemer, mengumumkan bahwa Wakil Komisaris BLS, William Wiatrowski, akan menjabat sementara hingga pengganti tetap McEntarfer ditunjuk.

“Angka pekerjaan harus adil, akurat, dan tidak pernah dimanipulasi untuk tujuan politik,” ujarnya. Ia menilai bahwa integritas data tenaga kerja adalah kunci kepercayaan publik.

Di sisi lain, Trump juga melancarkan kritik terhadap Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, karena dinilai lambat menurunkan suku bunga. Powell, yang memimpin komite penentu kebijakan suku bunga bank sentral, memperingatkan bahwa penurunan suku bunga secara prematur bisa gagal mengendalikan inflasi, sedangkan keterlambatan justru bisa merugikan pasar kerja.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team