Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi tarif (pexels.com/Markus Winkler)

Intinya sih...

  • Tarif baru 20 persen untuk produk Vietnam menggandakan tarif minimum 10 persen yang selama ini berlaku sejak April 2025. Tanpa perjanjian ini, produk Vietnam terancam dikenakan tarif hingga 46 persen.

  • Vietnam kini menjadi pemasok impor terbesar keenam bagi AS dengan total nilai 137 miliar dolar AS tahun lalu. Namun, defisit perdagangan Vietnam dengan AS juga ikut melonjak jadi 123 miliar dolar AS.

Jakarta, IDN Times – Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump resmi mengumumkan kesepakatan perdagangan besar dengan Vietnam pada Rabu (2/7/2025). Perjanjian ini menjadi yang ketiga dicapai pemerintah Trump menjelang tenggat perang dagang 9 Juli 2025.

Dilansir dari CNBC Internasional, kesepakatan itu diteken setelah Trump melakukan panggilan telepon dengan Sekretaris Jenderal Vietnam, To Lam. Isinya, AS akan memberlakukan tarif 20 persen untuk barang asal Vietnam, dan tarif 40 persen untuk produk yang dikirim ulang lewat Vietnam, yang banyak melibatkan barang China. Sebagai imbalan, Vietnam membuka akses bebas tarif untuk produk-produk AS di pasar mereka.

1. Tarif barang Vietnam naik, harga bisa terdongkrak

ilustrasi kapal ekspor barang (pexels.com/Martin Damboldt)

Tarif baru 20 persen untuk produk Vietnam menggandakan tarif minimum 10 persen yang selama ini berlaku sejak April 2025. Tanpa perjanjian ini, produk Vietnam terancam dikenakan tarif hingga 46 persen, salah satu yang paling tinggi dalam rencana tarif Trump.

Model perhitungan AlixPartners memprediksi tarif 10 persen bisa membuat harga sweter impor asal Vietnam naik sekitar 8 persen. Jika tarif 46 persen diterapkan, harga produk bisa melonjak sampai 35 persen. Ketua

Federal Reserve (The Fed), Jerome Powel, memperkirakan, dampak tarif bakal terasa musim panas ini, karena harga pakaian dan alas kaki mulai naik akibat penimbunan dan efek ekonomi yang tertunda.

2. Vietnam untung besar dari perpindahan produksi

Bendera Vietnam (pexels.com/Hugo Heimendinger)

Dilansir dari CNN Internasional, Vietnam kini menjadi pemasok impor terbesar keenam bagi AS dengan total nilai 137 miliar dolar AS tahun lalu. Namun, defisit perdagangan Vietnam dengan AS juga ikut melonjak jadi 123 miliar dolar AS, tertinggi ketiga di antara semua mitra dagang Amerika.

Sejak banyak perusahaan pindah dari China ke Vietnam untuk menghindari tarif tinggi, Vietnam mendapat keuntungan besar. Penasihat perdagangan Trump, Peter Navarro mengatakan, sepertiga ekspor Vietnam ke AS sebenarnya adalah produk China yang dikirim ulang. Tarif 40 persen untuk pengiriman ulang ditujukan untuk menghentikan praktik itu.

3. Trump bangun hotel mewah, negara lain masih negosiasi

ilustrasi kesepakatan kerjasama (pexels.com/Ketut Subiyanto)

Dilansir dari BBC, selain kesepakatan dagang, Trump Organization dan Kinh Bac City Development sepakat berinvestasi 1,5 miliar dolar AS di Vietnam. Proyek itu meliputi pembangunan hotel, lapangan golf, dan properti mewah lainnya. Trump Organization juga sedang mencari lokasi pembangunan Trump Tower di Kota Ho Chi Minh.

Sampai saat ini, Trump sudah merombak aturan perdagangan dengan China, Inggris, dan Vietnam sejak April lalu. Di sisi lain, banyak negara seperti Uni Eropa dan Jepang masih berusaha negosiasi agar terhindar dari lonjakan tarif menjelang batas waktu 9 Juli 2025.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team